2024-11-21

WNI Menangkan Kontes Bahasa Mandarin

Foto diambil dari kontributor pribadi.

Tiga pemenang teratas dalam kontes "Kontes Pidato Bahasa Mandarin Mahasiswa Asing" yang diselenggarakan National Dr. Sun Yat-sen Memorial Hall, yang berakhir Selasa sore (19/11). Para pemenang berasal dari Amerika Serikat: juara pertama Caleb William Locke Foust, diikuti John David Kaltenbach dan Camille Kathleen Byrne. Juara keempat diraih Peter Geert Albert Oortmann dari Belanda dan mahasiswi asal Indonesia, Fathiya Adiba, menerima penghargaan khusus.

Seperti yang dilansir dari CNA, ada enam penerima penghargaan khusus, yaitu Fathiya dari Indonesia, Manowang Warunee dari Thailand, Arisa Yabuta dari Jepang, serta Emily Eleanor Darlene, John Edward Kaulakis, dan Ethan Reiter dari AS.

Kepada CNA, Fathiya menceritakan bahwa ia mulai belajar bahasa Mandarin secara serius sejak masa perkuliahannya, yang masih ia tempuh di Universitas Indonesia sebagai mahasiswi Sastra Cina.

Fathiya, yang datang ke Taiwan sejak tiga bulan lalu untuk belajar bahasa Mandarin di Pusat Bahasa Mandarin National Chengchi University, mengatakan bahwa ia mendapatkan informasi tentang kontes Selasa dari guru kelasnya, yang merekomendasikannya ikut serta setelah melihat performanya di kelas. Setelah itu, ia langsung memulai membuat rancangan naskah pidato dan dilanjut dengan latihan, di bawah bimbingan gurunya, kata Fathiya yang berasal dari Jakarta Barat.

"Pada awalnya aku tidak berekspektasi untuk memenangkan apa pun, hanya ingin memperlihatkan hasil jerih payah kerja kerasku, sehingga ketika dipanggil untuk mendapat penghargaan aku merasa sangat amat bersyukur," ujar Fathiya kepada CNA.

Kontes ini menyediakan lima topik pilihan untuk pidato sekitar lima menit, termasuk "Bertahan atau menyerah", "Berapa usia terbaik dalam hidup?", "Bagaimana memanfaatkan media sosial secara bijak", "Hal yang paling saya khawatirkan di Taiwan", dan "Pandangan saya terhadap tabu di Taiwan".

Fathiya sendiri memilih topik "Berapa usia terbaik dalam hidup?", karena terinspirasi dari dirinya sendiri, yang sering merasa panik dan terlalu khawatir akan masa depan sehingga lupa bersyukur akan keadaan saat ini, ia mengungkapkan.

Fathiya menyampaikan ia tersadarkan untuk lebih memerhatikan dan bersyukur dengan keadaan saat ini setelah membaca buku karya Haemin Sunim "Love for Imperfect Things" beberapa bulan lalu.

"Maka dari itu, dalam pidatoku, aku bercerita bahwa tidak peduli umur berapa pun, masa ini adalah masa yang terbaik dalam hidup kita. Masa lalu selalu terlihat lebih indah karena dilihat dari lensa nostalgia, dan andai-andaian masa depan tidak akan bisa tercapai jika kita tidak bertindak dari saat ini," kata Fathiya. Fathiya mengutarakan bahwa ke depannya ia berencana untuk terus mendalami pembelajaran bahasa Mandarin dan memperbaiki kemampuan berbicara di depan umumnya.

Fathiya pun menyampaikan bahwa tips belajar bahasa Mandarin yang paling ia tekankan adalah untuk mempelajari betul dasar-dasarnya, terutama urutan guratan dan radikal, yang sangat membantunya menghafalkan karakter-karakter yang rumit.

"Aku berharap dengan penghargaanku teman-teman Indonesia lain juga dapat terinspirasi untuk mengikuti lomba pidato National Dr. Sun Yat-sen Memorial Hall merepresentasikan Indonesia," ujarnya.

"Kontes Pidato Bahasa Mandarin Mahasiswa Asing" tahun ini diikuti 60 mahasiswa asing yang berasal dari 17 negara, dengan dewan juri yang terdiri dari sejumlah profesor, menurut siaran pers National Dr. Sun Yat-sen Memorial Hall.

Hadiah dalam kontes ini adalah NT$20.000 (Rp9.786.418) untuk juara pertama, NT$16.000 untuk juara kedua, NT$12.000 untuk juara ketiga, NT$8.000 untuk juara keempat, dan NT$6.000 untuk penerima penghargaan khusus.

Peng Ni-se (彭妮絲), ketua juri dan profesor yang mengajar di Jurusan Pengajaran Bahasa Mandarin sebagai Bahasa Asing di Chung Yuan Christian University, mengatakan bahwa pidato-pidato yang dibawakan di kontes tersebut sangat bagus.

Ia berkomentar bahwa irama bicara para kontestan sesuai dengan isi pidato mereka, pelafalan intonasi bahasa Mandarin mereka dilakukan dengan baik, dan postur tubuh mereka menambah alur alami pidato tersebut.

Direktur Jenderal National Dr. Sun Yat-sen Memorial Hall, Wang Lan-sheng (王蘭生), mengatakan bahwa pidato adalah bentuk ekspresi yang tidak terikat pada format tertentu, dan mencakup pemahaman pembicara terhadap suatu topik, interaksinya dengan audiens, serta kemampuannya mengatur suasana.

Ke depannya, kata Wang, mereka juga akan mempertimbangkan untuk menambah kategori lomba pidato dalam bahasa Hokkien Taiwan, membuat para peserta asing dapat berinteraksi dan memahami budaya Taiwan melalui kontes ini.

Ayuk belanja kebutuhan sehari-hari Anda di Indosuara!

Lihat Lebih Banyak

95NT

MAKE UP KOSMETIK 化妝品

95NT

MAKE UP KOSMETIK 化妝品

110NT

MAKE UP KOSMETIK 化妝品SKIN CARE 保養品

310NT

MAKE UP KOSMETIK 化妝品SKIN CARE 保養品

Berita Terbaru Lainnya

Seorang Pria Bunuh Mantan Kekasih Parkiran Bawah Tanah Taipei

Foto diambil dari otoritas setempat. Pria bermarga Liu (劉) (21) akan diserahkan ke Kantor Kejaksaan Distrik Taipei untuk penyidikan atas dugaan pembunuhan dan pelanggaran Undang-Undang Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, kata kepolisian dalam konferensi pers. Seperti yang dilansir dari CNA, s...

疑電動車釀災/蘇澳惡火 移工和孕妻2屍3命

〔記者江志雄、王峻祺/宜蘭報導〕宜蘭縣蘇澳鎮蘇濱路一棟三層樓透天厝,昨天下午發生大火,住在三樓的印尼移工與懷孕七個月同鄉妻子命喪火窟,魂斷異鄉,釀成二屍三命悲劇。消防局研判起火點疑就是停放在一樓的電動機車,是否是充電引起,或另有其它原因,仍待進一步釐清。 失火透天厝一樓是停業的快炒店,沒有住人,有停放電動機車,二、三樓租給移工當宿舍;火災發生時,二樓房客菲律賓籍一對男女在外工作逃過一劫,住在三樓的印尼籍移工夫妻檔卻遭遇死劫。 宜蘭縣消防局在一點廿八分獲報火警,有孕婦受困屋內,消防人員到場時,建物已全面燃燒,廿分鐘後控制火勢後進屋搜查,先在二、三樓樓梯間發現一名倒地女子,之後在三樓廁所內找到...

Kepala KDEI Kunjungi PMI yang Sakit Pembuluh Darah Pecah di Otak

Foto diambil dari KDEI. Kepala KDEI Taipei, didampingi Kadir, Analis Bidang Ketenagakerjaan, menjenguk PMI atas nama Nanik Sulastri Purwaningsih, seorang PMI asal Ngawi. Dalam kunjungan tersebut, KDEI mendapati Nanik sudah bisa berinteraksi dan menunjukkan respons positif seperti tangan dan kaki da...