Foto: Taiwan News
Indosuara — Taiwan akan meninjau kembali undang-undang yang mengatur hak-hak penyandang disabilitas di tengah perdebatan baru mengenai kelayakan kursi prioritas di transportasi umum.
Memberikan kursi pada sistem transportasi umum kepada penumpang prioritas seperti orang tua, ibu hamil, dan penyandang disabilitas telah lama menjadi topik kontroversial di Taiwan. Diskusi yang memanas kembali muncul baru-baru ini setelah penulis Taiwan Li Ang (李昂) melampiaskan kemarahannya di media sosial pada Rabu (20 September) terhadap anak-anak muda yang menolak menyerahkan kursi mereka kepadanya selama perjalanan di Metro Taipei.
Menurut pria berusia 71 tahun itu, dia kesal karena tiga anak muda menolak memberikan kursi mereka kepadanya dengan alasan tidak sehat, atau mengabaikan permintaannya. Saat meminta Walikota Taipei Chiang Wan-an (蔣萬安) untuk memberikan tanggapan, dia mengatakan bahwa aturan yang lebih jelas harus diterapkan untuk kursi-kursi tersebut seiring dengan semakin bertambahnya usia kebanyakan orang Taiwan.
Dikutip dari Taiwan News, Metro Taipei meminta para penumpang pada Kamis (21 September) untuk bersikap perhatian dan memberikan kursi kepada mereka yang membutuhkan. Namun, ia menambahkan bahwa ini adalah bagian dari etiket metro yang sulit ditegakkan.
Mengomentari masalah ini, Menteri Kesehatan Hsueh Jui-yuan (薛瑞元) mengatakan rancangan amandemen Undang-Undang Perlindungan Hak Penyandang Disabilitas (身心障礙者權益保障法) sedang menunggu tinjauan legislatif. Pihak berwenang berupaya mengubah kata-kata dalam peraturan tersebut, dengan mengganti “penyandang disabilitas, lansia, perempuan dan anak-anak” dengan “penyandang disabilitas dan kebutuhan lainnya” terkait kursi prioritas.
Reaksi terhadap kontroversi ini beragam. Beberapa netizen menyatakan kekecewaannya atas apa yang mereka katakan sebagai generasi muda yang tidak pengertian dan menyalahkan pendidikan yang gagal. Yang lain memprotes bahwa usia tidak boleh dijadikan sebagai hak istimewa.
Pada bulan Februari, insiden kereta api di mana seorang pelajar dimarahi oleh seorang wanita tua karena mengambil kursi prioritas untuk tidur siang menimbulkan kehebohan. Wanita itu tidak mau menyerah bahkan setelah siswa tersebut menyerahkan kursinya, sehingga mendorongnya untuk berlutut.