Foto: CNA
Indosuara -- Tiga pekerja migran asing asal Filipina termasuk di antara tujuh karyawan yang tewas dalam kebakaran pabrik makanan Selasa. Hal ini juga menyebabkan empat lainnya dalam kondisi kritis. Kejadian tersebut terjad di Kabupaten Changhua, Taiwan tengah.
Mengutip Focus Taiwan, di antara orang Filipina yang tewas dalam kebakaran pabrik Lian Hwa Foods Corp. (聯華食品) adalah seorang pria, berusia 30 tahun, dan dua wanita. Empat karyawan Taiwan di perusahaan itu juga tewas dalam kebakaran itu, dua pria dan dua wanita.
Kebakaran terjadi sekitar pukul 6 pagi, menjebak 22 karyawan di dalam gedung sebelum petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi, setelah menerima laporan tentang kebakaran sekitar pukul 6:45 pagi.
Kepala Biro Kebakaran Kabupaten Shih Shun-jen (施順仁) mengatakan kepada CNA bahwa karyawan yang terjebak ditarik keluar dari gedung sekitar pukul 10:10 tetapi 10 karyawan tidak memiliki tanda-tanda selamat.
Sepuluh karyawan tersebut adalah bagian dari kelompok beranggotakan 15 orang yang bersembunyi di gudang berpendingin pabrik selama kebakaran. Setelah dilakukan penyelamatan, tiga orang berhasil selamat dan tujuh kemudian dinyatakan meninggal, kata Shih.
Banyaknya korban jiwa bisa jadi disebabkan oleh asap tebal yang ada di gudang tersebut sebelum karyawan bersembunyi atau kemudian menyebar ke area tersebut, kata biro tersebut.
"Terlalu banyak asap untuk dilihat," kenang seorang korban dari gudang berpendingin, menambahkan bahwa itu adalah satu-satunya tempat berlindung yang dapat mereka temukan saat itu karena api menyebar terlalu cepat.
Kejaksaan Kabupaten Changhua saat ini sedang menyelidiki penyebab kebakaran dan mewawancarai personel terkait seperti kepala pabrik.
Kementerian Tenaga Kerja mengeluarkan pernyataan bahwa keluarga karyawan yang meninggal masing-masing akan menerima NT$100.000 sebagai kompensasi.
Sementara itu, pemerintah kabupaten mengatakan akan memberikan NT$30.000 kepada keluarga korban tewas dan NT$20.000 kepada mereka yang terluka dalam kebakaran tersebut.
Sementara itu, pabrik diperintahkan untuk menangguhkan operasinya oleh kementerian, yang memicu spekulasi mengenai dampaknya terhadap salah satu kliennya, jaringan toko swalayan 7-Eleven.
Sebagai tanggapan, President Chain Store Corporation, yang memiliki rantai tersebut, mengatakan menyadari situasi tersebut dan akan melakukan segala kemungkinan untuk memastikannya mengamankan pasokan dan operasi tetap normal.