Indosuara - Museum Nasional Taiwan di Taipei ramai dengan musik tradisional Indonesia pada hari Minggu (1/10) saat menggelar festival batik dan songket, acara yang didedikasikan untuk merayakan Hari Batik Nasional.
Mengutip Focus Taiwan, masyarakat mengantri untuk membeli makanan Indonesia seperti sate ayam dan rendang, sementara acara fashion show diadakan oleh Jaringan Diaspora Indonesia di Taiwan (IDN), dengan pekerja migran Indonesia menampilkan kostum yang dibuat menggunakan teknik batik dan songket.
Batik adalah teknik pewarnaan tahan lilin yang diaplikasikan pada seluruh bagian kain, sedangkan songket menggambarkan teknik tenun yang digunakan perajin untuk menghasilkan pola dari sutra atau katun yang sering menggunakan benang emas atau perak.
Seniman batik bersertifikat Saian Nur Fajri mengatakan kepada CNA bahwa teknik batik Indonesia diakui oleh UNESCO sebagai bagian penting dari warisan Indonesia. “Itu adalah tekniknya, tradisi lisan yang diwariskan dari kakek-nenek ke cucu-cucunya.”
Menurut sang seniman, dibandingkan batik negara lain seperti Malaysia atau bahkan negara di Afrika, batik Indonesia memiliki rasa keunikan dan nilai budaya yang lebih dalam.
Batik dapat dilihat di mana saja dalam kehidupan masyarakat Indonesia – mulai dari gendongan bayi yang menjaga keselamatan anak kecil hingga ditampilkan di pemakaman, kata Saian.
Masyarakat Indonesia memakai batik sebagai pakaian sehari-hari untuk bekerja atau sekolah, tetapi juga pada acara-acara resmi, katanya, seraya menambahkan bahwa pola dan warna yang berbeda-beda populer di berbagai wilayah di negara ini.
Ia menambahkan, kostum-kostum ini cenderung lebih rapuh karena pola rumit yang dibuat sehingga membuatnya halus dan rentan tersangkut.
Salah satu peserta dalam acara tersebut adalah seorang mahasiswa hukum di National Taiwan University yang bermarga Lin (林). Ia berbagi dengan CNA bahwa studinya dalam bahasa Indonesia telah membenamkannya dalam kekayaan budaya Indonesia.
Berbeda dengan kostum Pribumi di Taiwan, masyarakat Indonesia lebih cenderung memilih warna-warna berani, ujarnya.
Sejak tahun 2017, IDN telah bekerja sama dengan Museum Nasional Taiwan untuk menyelenggarakan festival seni batik setiap tahunnya, dan festival songket akan memulai debutnya pada tahun ini.
Pada bulan Juni 2023, Kementerian Tenaga Kerja Taiwan melaporkan bahwa sekitar 260.000 pekerja migran Indonesia dipekerjakan di Taiwan, atau sekitar 35 persen dari total pekerja migran Indonesia di negara tersebut.