Foto diambil dari Kepolisian.
Biro Kepolisian Kereta Api mengatakan bahwa mereka diberitahu pada pukul 11.43 bahwa konflik dimulai ketika kereta berhenti di Stasiun Miaoli. Seorang penumpang perempuan, bermarga Liu (劉), mencoba masuk ke gerbong nomor sepuluh tetapi menemukan seorang pria duduk di lantai, menghalangi pintu masuk tersebut.
Polisi tengah mencari seorang pria yang menyerang seorang penumpang perempuan dan menusuk meja nampan dengan belati di kereta api Taiwan High Speed Rail (THSR) yang menuju utara pada Sabtu (16/11).
Seperti yang dilansir dari CNA, Liu melangkah melewati pria tersebut untuk masuk ke gerbong, yang membuat pria itu berteriak dan memukul Liu hingga membuat pipinya bengkak.
Pria itu kemudian meluapkan kemarahannya pada Liu lagi ketika kereta sedang berjalan antara Stasiun Banqiao di New Taipei dan Taipei. Meskipun penumpang lain mencoba menenangkannya dengan menawarinya tempat duduk. Dikarenakan kehilangan kesabaran, ia menarik belati sepanjang sekitar 30 sentimeter dari tas ranselnya dan menusukkannya ke meja nampan, kemudian meninggalkan pisau di kereta tersebut dan melarikan diri ketika tiba di Stasiun Taipei.
Seorang penumpang pria yang menyaksikan sebagian dari insiden tersebut menulis di cerita Instagram: "[Saya] hampir mati di kereta api High Speed Rail." "Perempuan ini kemungkinan besar bertengkar dengan pria itu. Pria itu mencoba menikamnya dengan pisau," tulisnya di cerita lain. "Mereka berada di depan gerbong dan saya berada di tengah-tengahnya. Tiba-tiba, seseorang berteriak ada pisau, dan kemudian semua orang berlari menuju pintu keluar."
Polisi masih berusaha mengidentifikasi pria tersebut dan sedang meninjau rekaman CCTV untuk melacak gerak-geriknya. Mereka mengatakan mereka sedang mempertimbangkan untuk menangani kasus ini sebagai pelanggaran yang membahayakan keselamatan publik di bawah Undang-Undang Tindak Pidana. Personel dari Biro Kepolisian Kereta Api cabang Taipei memeriksa tempat kejadian dan menyita belati tersebut sebagai bukti dan dikirim ke Departemen Kepolisian Kota Taipei untuk menentukan apakah tersangka melanggar Undang-Undang Kontrol Senjata Api, Amunisi, dan Pisau.