Foto diambil dari Fishery Agency.
Dalam keterangan persnya Fishery Agency (FA) atau Departemen Perikanan menyampaikan bawa sejak 2014, Kementerian Pertanian (MOA) Taiwan bekerja sama dengan pemerintah daerah, asosiasi nelayan lokal, dan lembaga swadaya masyarakat untuk menyediakan fasilitas istirahat bagi ABK migran.
Sejumlah pelabuhan ikan di Taiwan telah dilengkapi fasilitas mandi dan ruang doa, untuk meningkatkan kesejahteraan anak buah kapal (ABK) migran dan memastikan perlindungan hak asasi manusia di sektor perikanan, Departemen Perikanan (FA) mengungkapkan Kamis (28/11).
Di masing-masing dari 33 pelabuhan ikan sudah terdapat setidaknya satu fasilitas kamar mandi, kata FA, menambahkan bahwa juga ada total 13 ruang doa yang tersebar di pelabuhan-pelabuhan tersebut.
Selain itu, gedung serbaguna empat lantai juga telah dibangun di pelabuhan ikan Cianjhen di Kota Kaohsiung, yang merupakan basis perikanan terbesar di Taiwan, lanjut FA.
FA menjelaskan bahwa gedung tersebut dilengkapi dengan fasilitas toko serba ada, restoran, ruang doa, ruang permainan, kamar mandi, mesin cuci, akses Wi-Fi, dan komputer gratis.
Sejak mulai beroperasi pada April lalu, lanjut FA, fasilitas tersebut telah digunakan sekitar 25.000 ABK migran dan mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Departemen Tenaga Kerja AS, pakar hak asasi manusia Uni Eropa, serta asosiasi nelayan Indonesia.
MOA menegaskan bahwa ABK migran merupakan mitra penting dalam mendukung industri perikanan.
Kementerian tersebut juga mengimbau para pengusaha memperlakukan mereka dengan baik, menambahkan bahwa FA juga berkomitmen untuk terus memperluas pembangunan fasilitas istirahat di pelabuhan-pelabuhan lainnya.