'Layanan Satu Atap' Untuk Pekerja Rumah Tangga Migran Dimulai

18 Maret 2023

Foto diambil dari : Focus Taiwan

Sebuah "layanan satu atap" baru yang menampilkan orientasi pra-kerja yang diperluas untuk pekerja rumah tangga dan pengasuh migran yang baru tiba telah dimulai dengan total 60 pekerja memasuki program tersebut, kata Kementerian Tenaga Kerja (MOL), Senin.

Dari 60 pekerja baru yang tiba pada dini hari Senin setelah beberapa jam penundaan penerbangan, 59 orang Indonesia dan satu orang Vietnam, kata Badan Pengembangan Tenaga Kerja MOL dalam sebuah pernyataan.

Mulai 1 Januari, semua pengasuh migran berbasis rumah dan pekerja rumah tangga yang baru tiba diharuskan menjalani program orientasi pra-kerja selama tiga hari dua malam di sebuah lokasi di Taoyuan di Taiwan utara atau Kaohsiung di selatan.

Sebelumnya, pekerja migran yang memasuki Taiwan menerima kursus 30 menit tentang undang-undang setempat dan hak-hak pekerja di bandara.

Program yang diperpanjang ini merupakan bagian dari "layanan satu atap" baru yang secara signifikan mempersingkat waktu yang dibutuhkan pekerja migran untuk menyelesaikan pendaftaran masuk, mendapatkan izin kerja, kartu kependudukan, dan bergabung dengan sistem Jaminan Kesehatan Nasional.

Orientasi yang dilakukan dalam bahasa asli para pekerja yaitu Indonesia, Vietnam, Filipina dan Thailand, bertujuan untuk membantu mereka lebih memahami kesehatan dan keselamatan kerja, hak-hak pekerja, pencegahan penyakit, dan informasi umum tentang bekerja di Taiwan, sehingga mereka dapat berintegrasi lebih mudah ke dalam masyarakat lokal, kata WDA.

Sementara itu, dua pusat, yang terletak di Distrik Longtan Taoyuan dan Distrik Siaogang di Kaohsiung, menyediakan Wi-Fi gratis bagi pekerja migran untuk terhubung dengan keluarga dan teman mereka, serta menampilkan area membaca dan rekreasi, termasuk fasilitas tenis meja, kata WDA.

Salah satu peserta, seorang pekerja Indonesia bernama Umi, mengatakan ini adalah pertama kalinya dia di Taiwan dan dia merasa sangat senang dan aman mengikuti program dengan instruktur yang dapat berbicara bahasa aslinya.

Banyak temannya yang dulu bekerja di Taiwan harus mencari tahu sendiri informasi yang mereka butuhkan, kata Umi.

Dia juga awalnya mengira tidak akan ada banyak pilihan makanan untuk umat Islam, tetapi terkejut saat mengetahui bahwa makanan yang disediakan dan mushola di pusat tersebut dapat memenuhi kebutuhan keagamaannya, tambah Umi.

Sementara itu, seorang pekerja Vietnam, bermarga Nguyen, mengatakan setelah check-in ke pusat tersebut, dia ingin melihat lebih banyak tentang Taiwan, terutama gedung Taipei 101 yang ikonik, Kebun Binatang Taipei, dan bahkan perjalanan ke Taitung yang indah di timur Taiwan.

Menurut MOL, program orientasi akan dimulai dengan pengasuh migran yang baru tiba di rumah dan pekerja rumah tangga sebelum dievaluasi dan akhirnya diperluas untuk mencakup semua pekerja migran.

Ada 725.367 pekerja migran di Taiwan, menurut data yang dirilis MOL pada akhir November.

Pekerja migran memainkan peran utama dalam ekonomi lokal dan masyarakat serta membawa serta tradisi, budaya, dan kepercayaan mereka sendiri, yang membuat Taiwan menjadi masyarakat yang lebih multikultural dan bersemangat, menurut kementerian.