Korban Tewas Wisata Air Terjun di Pingtung Jadi Empat Orang, Satu Orang Masih Hilang
26 Mei 2023
Foto: Taiwan News
Biro Pemadam Kebakaran dan Layanan Darurat Kabupaten Pingtung akhirnya menemukan dua mayat lain yang hilang tempat wisata Air Terjun Naga Terbang di Kotapraja Wutai, Pingtung. Penemuan yang terjadi pada hari Kamis, merupakan pencarian lanjutan untuk tiga anggota yang hilang dari kelompok penelusuran sungai beranggotakan 10 orang yang tersapu oleh air terjun yang melonjak pada tanggal 20 Mei.
Dikutip dari Focus Taiwan, adanya penemuan ini jumlah korban tewas dari insiden tersebut menjadi empat orang, dengan satu orang masih hilang.
Daerah pegunungan di Wutai mencatat curah hujan 155 mm hanya dalam dua jam pada tanggal 20 Mei. Saat hal itu terjadi anggota kelompok menuruni tebing dan harus bertarung dengan gelombang air setelah hujan deras, lima di antaranya hanyut.
Biro itu mengatakan kelompok itu menelepon layanan darurat untuk membantu mengevakuasi daerah itu pada pukul 16:58. Lima anggota lainnya terdampar di tebing dan baru diselamatkan dengan helikopter pada pagi hari tanggal 21 Mei.
Anggota tim pencarian dan penyelamatan melanjutkan operasi mereka untuk menemukan orang hilang di sepanjang Sungai Ailiao di Kabupaten Pingtung pada hari Selasa. Foto milik Biro Pemadam Kebakaran dan Layanan Darurat Kabupaten Pingtung
Pada hari Kamis, biro mengatakan telah mengerahkan 13 personel untuk melanjutkan pekerjaan pencarian dan penyelamatan dalam tiga tim.
Pada pukul 10:36, sebuah drone yang digunakan oleh salah satu tim menangkap gambar yang tampak seperti mayat, kata biro tersebut. Tim penyelamat segera tiba di tempat kejadian untuk menemukan sisa-sisa anggota kelompok pria dan wanita dan sebuah helikopter diminta untuk mengambilnya.
Dengan penemuan itu, jumlah korban tewas akibat insiden tersebut bertambah menjadi dua pria dan dua wanita, dengan satu orang masih hilang.
Selain itu, lima orang yang diselamatkan mengatakan kepada media pada 21 Mei bahwa kelompok tersebut tidak memiliki pemandu, dan terdiri dari individu atau kelompok kecil penggemar penelusuran sungai, beberapa di antaranya tidak saling mengenal.
Para penyintas mengatakan hujan deras pada 20 Mei datang tanpa peringatan, memberi mereka sedikit waktu untuk bereaksi sehingga mereka mengikatkan diri ke permukaan tebing dan menunggu untuk diselamatkan.