Gabungan Tenaga Kerja Bersolidaritas GANAS mengkritik sistem karantina COVID-19 yang disebut masih diskriminatif bagi pekerja migran asing di Taiwan. Soalnya, saat ini pekerja migran yang masuk ke Taiwan baik yang awal atau dari cuti ke negara asal masih wajib karantina.
Menurut GANAS, hal ini berbeda dengan warga negara asing lain yang datang ke Taiwan bukan sebagai pekerja migran. Hal ini menunjukkan bahwa aturan bebas karantina yang digaungkan belum berlaku menyeluruh. "Sedangkan WNA yang non PMI tidak ada kewajiban untuk hal ini," kata GANAS.
Selain itu, karantina yang mesti dilakukan oleh PMA terutama yang bekerja di bidang domestik ternyata hanya formalitas. Sebab tidak ada social distancing bahkan ada yang masih diperbolehkan bekerja dan berinteraksi dengan orang lain. "Dan hingga hari bebas masker akan diterapkan aturan karantina juga belum ada wacana untuk dicabut!," ucap GANAS.
Diskriminasi juga bukan hanya dialami sebelum pandemi namun juga semasa dan ketika pandemi akan berakhir oleh pekerja migran.
Oleh karena itu berlandaskan situasi tersebut, GANAS bersama kawan-kawan organisasi buruh di Taiwan akan menyuarakan kegelisahannya pada Senin (20/2/2023). Kegelisahan itu akan disampaikan langsung di depan kantor Eksekutif Yuan Taipei mulai jam 10 pagi.
Terpisah, Taiwan International Workers' Association melalui unggahannya di Facebook menyebut bahwa selama ini pihaknya telah menerima banyak kasus pekerja migran yang harus kembali ke Taiwan karena perubahan mendadak di kampung halamannya. Namun, pihaknya tidak menyangka bahwa ketika pekerja migran siap untuk kembali ke Taiwan, mereka terpaksa membayar lebih banyak biaya waktu dan uang untuk bekerja sama dengan kebijakan publik karena berbagai peraturan diskriminatif yang diberlakukan oleh Kementerian Tenaga Kerja, Departemen Imigrasi, dan CDC terkait pandemi COVID-19.
"Sejak pencabutan perbatasan pada kehidupan sosial Taiwan hampir kembali normal, tetapi kontrol perbatasan selama berbagai epidemi belum dicabut pada pekerja migran kerah biru. Pertanyaan yang harus diajukan pekerja migran kepada Eksekutif Yuan, Departemen Imigrasi, Kementerian Tenaga Kerja, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit adalah: Pada saat epidemi secara bertahap dicabut, banyak orang bahkan bepergian ke Asia Tenggara, orang yang sama, mengapa hanya pekerja migran kerah biru yang diperlakukan berbeda dan dikendalikan?," tanya TIWA.
Selain TIWA dan GANAS, banyak juga organisasi pekerja lain yang akan bergabung. Seperti Hsinchu Diocese of Hsinchu Migrants and Immigrants Service Center (HMISC), Caritas Catholic Church (Caritas), 台灣基督長老教會勞工關懷中心 THE PRESBYTERIAN CHURCH IN TAIWAN LABOUR CONCERN CENTER(Lcc), STELLA MARIS INTERNATIONAL SERVICE CENTER, dan HOPE WORKER' CENTER (HWC).