Keluarga Taiwan Didakwa Melakukan Penganiayaan Terhadap PMI yang Tinggal Bersama Mereka
25 Mei 2023
Foto: CNA
Indosuara - Seorang wanita dan dua putrinya yang sudah dewasa didakwa dengan berbagai pelanggaran setelah jaksa menyelidiki dugaan penganiayaan serius terhadap pekerja perawatan Indonesia.
Mengutip Taiwan News, pada 23 Maret, jaksa Taichung menggerebek rumah seorang wanita bernama Hou (侯) berusia 70-an, yang merupakan ibu dari dua wanita lain yang didakwa, keduanya bernama Wen (文) dan berusia 40-an.
Ketiganya didakwa dengan mengurung pekerja migran di kediaman, memukulinya, menyita ponsel dan paspornya, membuatnya bekerja selama lebih dari 21 jam sehari, dan memotong gajinya secara ilegal. Hou mempekerjakan perawat Indonesia setelah putranya terkena stroke pada Mei tahun lalu.
Jaksa mengatakan selama sembilan bulan pengasuh itu bekerja, kepalanya dibenturkan ke dinding, diinjak, digigit, disiram air, dan dipaksa membuka sebagian pakaiannya.
Pengasuh itu juga disuruh bekerja dari pukul 06.30 hingga 03.00 setiap hari, dan dipotong 10 ribu NTD dari gajinya karena mencuci sebanyak lima kali, kata jaksa.
Agen tenaga kerja pengasuh diberitahu tentang sesuatu yang salah setelah suami PMI tersebut menghubungi mereka untuk mengatakan bahwa dia tidak mendengar kabar dari istrinya selama beberapa bulan, setelah itu agen tersebut menghubungi pengasuh tersebut. Mereka menemukan wanita itu memar parah dan tidak memiliki uang.
Agensi menghubungi biro tenaga kerja dan departemen imigrasi Taichung. Setelah polisi menggeledah kediaman Hou dan putrinya pada akhir Maret, ketiganya ditahan. Hou kemudian dibebaskan dengan jaminan 50 ribu NTD.
Menurut statistik pemerintah, sekitar 730.000 pekerja migran dipekerjakan di Taiwan pada tahun 2022, yang merupakan sekitar 6% dari tenaga kerja Taiwan. Gaji rata-rata pekerja migran di Taiwan yang bekerja di bidang perawatan adalah sekitar 21 ribu NTD per bulan pada Juni 2022.
Pada hari Selasa (23 Mei), Kementerian Tenaga Kerja mengumumkan akan melonggarkan pembatasan imigrasi untuk mengizinkan tambahan 28.000 pekerja migran ke Taiwan, setengah dari mereka akan bekerja sebagai pengasuh. Pekerja migran Taiwan seringkali berasal dari negara-negara Asia Tenggara, bekerja di bidang pengasuhan, pertanian, atau konstruksi, dan tertarik ke Taiwan karena upah yang ditawarkan relatif lebih tinggi.