Foto diambil dari Biro Kepolisian Kota Hsinchu.
Biro Kepolisian Kota Hsinchu dalam sebuah rilis pers mengatakan bahwa mereka menerima informasi dari unggahan warga di media sosial tentang seringnya pria tidak dikenal, yang dicurigai sebagai pelanggan prostitusi, keluar-masuk lantai tujuh sebuah apartemen di Distrik Timur.
Seperti yang dilansir dari CNA, seorang pekerja migran Indonesia (PMI) kaburan telah diserahkan ke otoritas imigrasi untuk ditahan setelah ia dan lima orang lainnya ditemukan terlibat dalam sebuah bisnis prostitusi di Kota Hsinchu, kata kepolisian hari Senin (21/4).
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi para penghuni apartemen, terutama soal keamanan anak-anak dan penghuni lainnya yang berlalu-lalang, kata kepolisian, yang kemudian melakukan penyelidikan.
Dari hasil penyelidikan, kepolisian mengetahui bahwa spa batu yang berlokasi di seberangnya menyewa unit apartemen dengan dalih asrama karyawan, namun sebenarnya digunakan sebagai tempat transaksi prostitusi antara pegawai perempuan dan pelanggan pria.
Kepolisian pun menduga seorang penanggung jawab bermarga Lin (林) terlibat dalam menyediakan tempat dan memediasi aktivitas prostitusi untuk keuntungan pribadi.
Petugas Kantor Polisi II Kota Hsinchu kemudian melakukan penggerebekan dan menemukan bahwa seorang wanita di spa tersebut sedang memberikan layanan seksual kepada pria dengan tarif NT$3.200 (1,659 juta).
Polisi juga menemukan Lin, dua pegawai wanita, dan seorang PMI perempuan yang telah berakhir izin tinggalnya, serta menyita barang bukti berupa ponsel, tablet, daftar karyawan, serta uang hasil transaksi ilegal sebesar NT$3.500.
Kepolisian mengatakan Lin telah diserahkan kepada kejaksaan berdasarkan pasal tindak pidana asusila, sementara tiga pegawai dan satu pelanggan pria disanksi berdasarkan UU Pemeliharaan Ketertiban Sosial terkait pelanggaran kesusilaan.
Sementara itu, PMI kaburan tersebut telah diserahkan ke Brigade Kota Hsinchu dari Direktorat Jenderal Imigrasi untuk ditahan, kata kepolisian.