Foto: Focus Taiwan
Indosuara — Menjelang Festival Pertengahan Musim Gugur, Kementerian Pertanian (MOA) pada hari Senin mengingatkan masyarakat untuk tidak membawa produk daging dari negara lain ke Taiwan karena risiko demam babi Afrika (ASF). Semua produk daging apapun dilarang masuk ke Taiwan tak terkecuali.
Dikutip dari Focus Taiwan, Festival ini merupakan periode puncak bagi orang-orang yang membawa produk daging secara ilegal dari luar negeri, dengan lebih banyak insiden dibandingkan liburan Tahun Baru Imlek, Chiou Chwei-jang (邱垂章), direktur jenderal Badan Inspeksi Kesehatan Hewan dan Tumbuhan (APHIA) MOA, mengatakan di acara pers.
Chiou mengindikasikan bahwa Swedia, Kroasia, Bosnia dan Herzegovina, dan Singapura termasuk di antara negara-negara terbaru di mana ASF atau demam babi Afrika terdeteksi.
Berdasarkan statistik APHIA sejak Agustus 2018, 17 negara di Asia telah terjangkit demam babi, sementara Taiwan saat ini masih bebas penyakit tersebut.
Dari 6.110 penyitaan daging yang diuji antara Agustus 2018 dan Agustus 2023, 554 dinyatakan positif ASF, menurut data APHIA.
Dari jumlah tersebut, 450 diantaranya berasal dari Tiongkok, 87 dari Vietnam, 16 dari Thailand, dan satu dari Malaysia.
Mayoritas kasus tersebut melibatkan pengiriman paket internasional atau pelancong yang melanggar peraturan di perbatasan, kata APHIA.
Hingga akhir Agustus, jumlah kasus yang melibatkan penumpang yang masuk negara tersebut didenda NT$200.000 karena membawa produk daging babi secara ilegal ke negara tersebut mencapai 1.446 kasus, kata badan tersebut.
Peraturan ini juga menyatakan bahwa pengunjung yang tertangkap di bandara atau pelabuhan laut yang mencoba membawa barang-barang tersebut dan tidak mampu membayar denda di muka akan ditolak masuk ke Taiwan dan dideportasi.
Demam babi Afrika tidak membahayakan manusia namun bisa berakibat fatal bagi babi dan berpotensi menghancurkan industri daging babi Taiwan, menurut APHIA.