Foto: CT WANT
Indosuara — Penyakit virus usus (Enterovirus) sedang mengalami masa epidemi di dalam negeri, dengan peningkatan kasus yang terus berlanjut. Virus ini memiliki tingkat penularan yang tinggi, dengan risiko infeksi bagi orang dewasa maupun anak-anak. Namun, kebanyakan orang dewasa yang terinfeksi virus usus tidak menunjukkan gejala yang jelas atau hanya mengalami gejala mirip flu, yang dapat dengan mudah diabaikan dan menyebabkan bayi dan anak kecil di rumah juga terinfeksi.
Dikutip dari CT WANT, Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan (CDC) mengumumkan data pemantauan pada tanggal 30 bulan lalu, dengan jumlah pasien yang datang ke unit gawat darurat dari tanggal 21-27 April mencapai 13.929 orang, mencatatkan angka tertinggi dalam hampir 10 tahun terakhir. Selain itu, menurut statistik dari Departemen Pendidikan, total 260 kelas di wilayah Taipei dan New Taipei telah ditutup karena wabah virus usus.
Berdasarkan data terbaru dari Departemen Pendidikan Taipei dan New Taipei, terdapat 54 kelas di New Taipei yang telah ditutup karena wabah virus usus di antara siswa-siswi TK. Sedangkan di Taipei, mulai dari tanggal 21 April hingga 3 Mei, sebanyak 206 kelas di berbagai tingkatan pendidikan telah mengalami penutupan akibat wabah yang sama, dengan rincian 198 kelas di TK, 5 kelas di SD, dan 3 kelas di SMP/SMA. Hingga saat ini, pada tanggal 6 Mei, masih terdapat 11 kelas yang sedang ditutup karena wabah virus usus, semuanya berada di TK.
Selain itu, hasil pemantauan laboratorium menunjukkan bahwa virus usus kebanyakan merupakan tipe Coxsackie A Virus, dengan tipe-tipe virus yang dapat menyebabkan gejala parah seperti tipe A71 dan D68, namun ditemukan dalam jumlah kecil dan kasus yang terinfeksi cenderung mengalami gejala ringan. Diperkirakan bahwa risiko penularan virus usus di dalam negeri saat ini meningkat.
CDC mengajak para orang tua dan penyedia layanan pengasuhan anak untuk lebih memperhatikan kesehatan anak-anak. Mereka disarankan untuk mengajarkan anak-anak untuk selalu mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun, sebelum kembali ke rumah atau sebelum makan.
Selain itu, penting untuk meningkatkan kesadaran anak-anak tentang pentingnya menjaga kebersihan pribadi dan konsep karantina di rumah ketika sedang sakit, untuk memastikan kesehatan diri sendiri, teman sekelas, dan keluarga serta teman di sekitar. Disarankan juga untuk membersihkan lingkungan secara teratur dan melakukan disinfeksi pada area-area yang sering disentuh oleh anak-anak, serta menjaga kebersihan dan sirkulasi udara di dalam ruangan untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit.
CDC kembali menekankan bahwa saat ini belum ada vaksin yang tersedia untuk mencegah infeksi virus usus, kecuali untuk tipe A71. Anak-anak di bawah usia 5 tahun termasuk dalam kelompok risiko tinggi untuk mengalami penyakit virus usus yang parah, dan perkembangan penyakit ini dapat terjadi dengan cepat. Ketika anak-anak di rumah didiagnosis terinfeksi virus usus oleh dokter, sangat penting untuk memperhatikan apakah mereka menunjukkan gejala awal dari penyakit parah.
Gejala-gejala tersebut termasuk mengantuk berlebihan, kebingungan, kelelahan yang tidak wajar, kelemahan atau kebasan di tangan dan kaki, kejang otot (kejang tanpa alasan atau kontraksi otot di seluruh tubuh secara tiba-tiba), muntah berkelanjutan, napas cepat, atau detak jantung yang meningkat. Jika gejala-gejala ini muncul, segera bawa anak ke rumah sakit besar untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat.