Foto diambil dari Kantor Polisi Fangyuan.
Kantor Polisi Fangyuan hari Selasa (18/2) mengatakan bahwa pada 25 Desember 2024, seorang pria asing menghubungi calon korban bermarga Lin (林) itu melalui Facebook dan mengaku sebagai dokter perang di Ukraina.
Seperti yang dilansir dari CNA, seorang wanita berusia 71 tahun di Kabupaten Changhua nyaris menjadi korban penipuan asmara, setelah seorang pria yang mengaku sebagai dokter perang di Ukraina meminta NT$150.000 (Rp74,604 juta) untuk dapat mengirimkan paket uang kepadanya, yang kemudian membuatnya curiga dan berkonsultasi ke polisi.
Mereka kemudian melanjutkan komunikasi melalui LINE, dengan penipu sering mengobrol dan membangun hubungan emosional dengan manula tersebut, menurut kantor polisi.
Pria tersebut mengaku ingin ke Taiwan untuk menikahi Lin, dan mengirimkan paket berisi uang US$1,7 juta (Rp27,75 miliar) sebagai tanda keseriusannya. Namun, ia meminta Lin untuk membayar biaya administrasi sebesar NT$150.000 dalam bentuk mata uang kripto agar paket tersebut bisa diterima, kata kepolisian.
Kepolisian menjelaskan bahwa pada 16 Februari, Lin pergi ke kantor pos untuk menarik uang tunai guna menukarnya menjadi mata uang kripto, namun petugas curiga dan memperingatkannya bahwa ini mungkin penipuan.
Lin kemudian pergi ke Stasiun Polisi Erlin untuk meminta konfirmasi, dan setelah polisi menjelaskan bahwa ini adalah modus penipuan asmara yang umum terjadi, ia menyadari dirinya hampir tertipu dan akhirnya berhasil menghindari kerugian finansial, kata kepolisian.