Foto: Taiwan News
Indosuara - Suhu Taipei naik 1,8 C dari tahun 1923 hingga 2022, sementara rata-rata global hanya 1,2 C.
Taipei menempati urutan kedua dalam hal peningkatan panas di antara 20 ibu kota Asia selama satu abad terakhir, menurut Berkeley Earth, per Common Wealth Magazine. Yang lebih mengkhawatirkan adalah bahwa negara kepulauan biasanya tidak terlalu panas karena lautan terdekat yang memiliki efek pengaturan suhu, menurut profesor arsitektur Universitas Nasional Cheng Kung (NCKU) Lin Tzu-ping (林子平).
Dikutip dari Taiwan News, ia khawatir suhu bisa menjadi lebih panas dengan datangnya El Nino, yang merupakan berita buruk bagi mereka yang berada di Taipei. Beberapa masalah panas yang dihadapi Taipei adalah ulahnya sendiri, baik terkait dengan perencanaan kota yang buruk atau terlalu banyak orang di kota.
- Taipei adalah cekungan yang dikelilingi pegunungan
Taipei panas terutama karena letak geografisnya, cekungan yang dikelilingi pegunungan. Ini menghalangi angin yang seharusnya memberikan efek pendinginan.
Efek cekungan terutama terlihat di distrik Wanhua (萬華) dan Zhongzheng (中正), yang berada di dasar Cekungan Taipei. Di Wanhua, banyak rumah biasanya berupa struktur lembaran logam, yang cepat panas dan lambat untuk mendingin.
- Bangunan tinggi di tepi laut menghalangi angin yang menyejukkan
Deretan panjang gedung-gedung tinggi menempati tepi laut Distrik Banqiao, yang berada di tepi Cekungan Taipei. Bangunan-bangunan ini secara efektif menjadi tembok tinggi, menghalangi angin dingin bertiup ke daerah perkotaan.
Angin adalah cara dasar untuk mendinginkan kota di seluruh dunia. Jerman mulai mempelajari pengaruh angin regional pada distribusi suhu perkotaan sejak tahun 1930-an.
Namun, konsep "koridor angin" baru saja dimasukkan dalam perencanaan kota Taipei, menurut Profesor Perencanaan Kota dan Pencegahan Bencana Universitas Ming Chuan, Shih Wan-yu (石婉瑜), per Common Wealth Magazine.
Dua tahun lalu, peneliti NCKU menggambar peta koridor angin regional dan mulai menjalankan proyek baru untuk mendinginkan kota-kota di Taiwan. Namun, mereka menemukan bahwa membuka koridor angin di Taipei sebagian besar tidak mungkin dilakukan karena bangunan yang ada.
Untuk Taichung, arah angin dan arah jalan sejajar sepanjang sumbu utara-selatan, memungkinkan ventilasi yang baik. Tapi Cekungan Taipei jauh berbeda dengan angin yang bergerak ke timur laut dan barat daya, meskipun jalan-jalan disejajarkan pada sumbu timur-barat dan utara-selatan.
Ini berarti koridor angin alami menghadapi terlalu banyak penghalang. Selain itu, banyak bangunan tinggi berbaris di jalan-jalan utama, secara efektif memotong koridor angin atau membuatnya menjadi tipis dan sempit.
- Komunitas yang terlalu padat
Banyak komunitas di Taipei terletak di dekat sungai atau kanal, yang memberikan efek sejuk di musim panas. Namun dengan perkembangan kota, banyak dari aliran ini telah ditutup dengan semen atau dialihkan. Selain itu, bangunan rendah dan gang sempit mencegah aliran udara.
Kota Taipei berfokus pada dua arah utama untuk perencanaan kota. Untuk kawasan perkotaan yang lebih tua, seperti Distrik Zhongzheng dan Distrik Wanhua, yang pembangunannya sudah jenuh, satu-satunya solusi adalah menunggu pembangunan kembali perkotaan. Sementara itu, pembangun didorong untuk melakukan lebih banyak penghijauan kota, naungan, atau desain arsitektur yang mempromosikan ventilasi, menurut Common Wealth Magazine.
Untuk komunitas yang lebih baru, perencana kota Taipei memiliki banyak alat yang dapat mereka gunakan. Beitou dan Nangang adalah dua intake udara terbesar di Cekungan Taipei, dan proyek baru di area ini harus mematuhi peraturan ventilasi regional sebelum konstruksi dapat dimulai.
Peraturan mengharuskan bangunan setidaknya berjarak empat meter dari jalan terdekat, dan jarak minimum antar gedung bertingkat tidak boleh kurang dari enam meter.
- Angin foehn
Taipei juga jadi wilayah di Taiwan yang biasanya mengalami fenomena angin "foehn" yang panas dan kering. Meskipun ini mungkin bermanfaat di musim semi dan musim dingin, di musim panas angin ini dapat meningkatkan panas secara dramatis.
Selain itu, pasar malam yang luas di Shilin, yang sebagian besar terdiri dari bangunan rendah dan struktur lembaran logam, dapat menyebabkan suhu naik dengan cepat. Selama tiga tahun terakhir, Shilin telah menjadi distrik administratif terpanas di Taiwan, menjadikannya tempat yang sulit untuk ditinggali dan berbisnis selama bulan-bulan musim panas.
- Terlalu banyak orang dan kendaraan
Memiliki mobil tidak melindungi individu dari musim panas yang menindas. Faktanya, jumlah kendaraan di jalan kota dan emisi karbonnya memanaskan kota. Hal yang sama berlaku untuk mereka yang tinggal di tempat tinggal ber-AC, yang memuntahkan udara panas ke masyarakat.
Banyak ahli iklim telah berbicara tentang efek pulau perkotaan, di mana jalan kota, infrastruktur, bangunan, dan aktivitas manusia menyebabkan pemanasan yang berlebihan jika dibandingkan dengan daerah pedesaan.
Di Distrik Xinyi Taipei, bangunan yang menghadap ke arah timur harus memiliki ventilasi yang baik, tetapi unit AC dari gedung komersial bertingkat tinggi dapat menjadi sumber panas yang tidak terduga.
Di musim panas, satu-satunya jalan keluar mungkin hanya meninggalkan kota. Tapi ini juga mungkin tidak tersedia di masa depan karena kegagalan untuk mendinginkan "hotspot" di kota dapat membuat mereka terhubung bersama dan membentuk hotspot berskala besar yang dapat menyebabkan lebih banyak masalah bagi Taiwan.
