Foto: Focus Taiwan
Indosuara -- Taiwan mempertahankan aturannya saat ini untuk mengalah pada pejalan kaki di penyeberangan yang mengharuskan kendaraan setidaknya berhenti dengan jarak tiga meter dari zebra cross. Hal ini disampaikan oleh Kementerian Perhubungan dan Komunikasi (MOTC) seperti dikutip dari Focus Taiwan.
Keputusan itu dibuat selama pertemuan yang dipimpin kementerian pada hari sebelumnya, setelah Menteri Perhubungan Wang Kuo-tsai (王國材) minggu lalu membatalkan rencana untuk meminta pengendara berhenti sepenuhnya untuk semua pejalan kaki di penyeberangan, yang dia gambarkan sebagai " terlalu ketat."
Aturan yang sekarang dibatalkan, awalnya ditetapkan mulai berlaku 30 Juni, adalah salah satu dari beberapa tindakan keselamatan baru yang diungkapkan oleh MOTC setelah seorang pengemudi yang gagal berhenti untuk penyeberangan pejalan kaki di Tainan menabrak dan membunuh seorang gadis berusia 3 tahun.
Kecelakaan itu adalah yang terbaru dari serangkaian tabrakan fatal yang menyebabkan kondisi lalu lintas Taiwan dijuluki sebagai "neraka hidup" bagi pejalan kaki oleh juru kampanye keselamatan publik dan media berita internasional.
Seorang ahli yang berpartisipasi dalam pertemuan hari Senin mengatakan tidak ada alasan untuk membuat aturan penyeberangan saat ini lebih ketat, karena orang sudah terbiasa dengan aturan tiga meter.
Sebaliknya, ahli tersebut mendesak Kementerian Perhubungan untuk membuat langkah-langkah yang lebih baik untuk melindungi keselamatan pejalan kaki, seperti meningkatkan kesadaran dan mempromosikan lebih banyak pemberhentian di persimpangan.
Pada bulan April, Badan Legislatif Taiwan mengesahkan amandemen Undang-Undang Manajemen Lalu Lintas dan Penalti Jalan, yang menetapkan bahwa pengemudi yang tidak mengizinkan pejalan kaki untuk lewat terlebih dahulu, baik di tempat penyeberangan pejalan kaki atau area lain yang diperuntukkan bagi pejalan kaki untuk menyeberang jalan, akan didenda sebesar antara NT$1.200 dan NT$6.000, naik dari NT$1.200 menjadi NT$3.600.
