Foto: RTI
Indosuara — Berdasarkan informasi dari Ditjen Klimatologi Sentral (CWA), mulai akhir pekan ini, suhu di seluruh Taiwan akan turun secara signifikan karena masuknya gelombang udara dingin. Prediksi suhu terendah di bagian utara diperkirakan antara 7C hingga 9C.
Dikutip dari Radio Taiwan Internasional, menghadapi gelombang udara dingin terkuat musim ini, banyak orang kemudian teringat dengan "Gelombang Dingin Ekstrem" yang terjadi pada tahun 2016, ketika suhu sangat rendah yang akhirnya menyebabkan beberapa sekolah hingga kantor terpaksa ditutup.
Menanggapi kemungkinan penangguhan (penutupan) pada pekan depan, pihak CWA telah menyampaikan analisisnya.
CWA menjelaskan bahwa kondisi cuaca akan menjadi tidak stabil menjelang akhir pekan, dengan penurunan suhu dan peningkatan kelembapan. Sebuah gelombang udara dingin yang dianggap terkuat musim ini akan turun ke selatan.
Mengenai kemungkinan penutupan sekolah dan kantor, CWA menyatakan, menurut pengamatan dan analisis terbaru memperlihatkan bahwa gelombang udara dingin kali ini diprediksi tidak sekuat "Gelombang Hawa Dingin Ekstrem" tahun 2016.
Selain itu, tidak ada standar pasti untuk menangguhkan operasional sekolah dan kantor, setiap pemerintah kota atau kabupaten dapat membuat keputusan mereka sendiri.
Gelombang hawa dingin yang akan datang pada pekan mendatang akan membuat suhu udara di berbagai wilayah di Taiwan menjadi sangat dingin. Diperkirakan suhu di bagian utara dan timur laut Taiwan akan berkisar 7C hingga 9C, sedangkan di bagian tengah, selatan, dan wilayah Hualien berkisar 8C hingga 10C, dan di wilayah Taitung sekitar 10C hingga 12C. Masyarakat diimbau untuk menjaga kehangatan dan mengurangi aktivitas luar ruangan.
Mengingat kembali "Gelombang Hawa Dingin Ekstrem" yang terjadi pada tahun 2016, fenomena cuaca di kala tersebut menciptakan suhu terendah sejak pencatatan suhu musim dingin di stasiun cuaca, dengan suhu terendah yang tercatat di Stasiun Taipei sebesar 4C. Meski tidak ada salju, tetapi untuk pertama kalinya hujan es terjadi.
Gelombang dingin di kala itu juga membawa bencana, dengan setidaknya 60 orang meninggal akibat kedinginan, dan 12 sekolah di seluruh Taiwan menghentikan kegiatan belajar mengajar selama sehari akibat penumpukan es, termasuk beberapa sekolah yang pertama kali harus tutup karena serangan gelombang hawa dingin