2022-06-04

Seorang Pria di Yilan Ditahan Setelah Melecehkan Mantan Istrinya Dengan Ratusan Telepon

Foto diambil dari : Focus Taiwan

Taipei, 3 Juni 2022(CNA) Seorang pria di Yilan telah ditahan karena dicurigai melakukan pelecehan terhadap mantan istrinya setelah dia membombardirnya dengan lebih dari 300 panggilan telepon dalam satu hari, kata jaksa setempat, Jumat.

Polisi menangkap tersangka penguntit, yang diidentifikasi hanya dengan nama belakangnya Chang (張), setelah mantan istrinya mengeluhkan pelecehan dan ancaman pembunuhan yang dia terima darinya pada hari Rabu, kata Kantor Kejaksaan Distrik Yilan.

Ancaman tersebut termasuk pesan seperti "Saya harus menangkap Anda" dan "Saya tidak akan puas dengan tidak membunuh Anda," yang dikirim Chang kepada mantan istrinya melalui aplikasi pesan LINE, kata jaksa.

Setelah penangkapannya, jaksa menanyai tersangka dan menyakini dia melanggar Undang-Undang Pencegahan Penguntit dan Pelecehan, undang-undang baru yang mulai berlaku pada bulan Juni.

Jaksa kemudian mengajukan mosi ke Pengadilan Distrik Yilan agar Chang ditahan karena kekhawatiran bahwa dia dapat kembali menguntit dan mengancam mantan istrinya jika dia dibebaskan saat penyelidikan masih berlangsung.

Pengadilan mengabulkan permintaan pada hari Kamis.

Chang adalah orang pertama di Yilan yang ditangkap karena kemungkinan pelanggaran tindakan tersebut, yang ditandatangani menjadi undang-undang akhir tahun lalu untuk meningkatkan hukuman bagi pelecehan dan penguntit serta menawarkan lebih banyak perlindungan kepada para korban.

Dalam undang-undang tersebut, penguntitan dan pelecehan didefinisikan sebagai tindakan terus menerus atau berulang terkait jenis kelamin atau gender yang menakuti korban dan berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari mereka.

Undang-undang baru mencantumkan delapan jenis perilaku sebagai penguntit dan pelecehan, termasuk memata-matai, mengikuti dan mendekati, atau mengancam dan menghina orang lain, dan pelecehan online.

Selain di Yilan, undang-undang anti-penguntit yang baru juga telah diterapkan pada insiden serupa di Taichung dan Taipei, tetapi sejauh ini belum ada dakwaan resmi yang dijatuhkan.

Di Taichung, kasus pelecehan yang dilaporkan melibatkan seorang pria yang sudah menikah yang berulang kali mencoba mengajak seorang wanita berkencan dengan terus-menerus mengirim SMS dan meneleponnya, tetapi dia selalu ditolak.

Brigade Perlindungan Wanita dan Anak dari Departemen Kepolisian Taichung pada hari Jumat mengatakan pria itu melanjutkan pengejarannya meskipun diberitahu beberapa kali oleh wanita itu bahwa dia tidak tertarik padanya.

Menurut undang-undang baru, individu yang dinyatakan bersalah atas salah satu dari delapan tindakan tersebut menghadapi hukuman satu tahun penjara dan/atau denda maksimum NT$100.000 (US$3.411).

Siapa pun yang terbukti bersalah melakukan penguntitan atau pelecehan sambil membawa senjata berbahaya dapat dijatuhi hukuman maksimal lima tahun penjara dan/atau denda hingga NT$500.000.

Ayuk belanja kebutuhan sehari-hari Anda di Indosuara!

Lihat Lebih Banyak

310NT

MAKE UP KOSMETIK 化妝品SKIN CARE 保養品

380NT

MAKE UP KOSMETIK 化妝品SKIN CARE 保養品

110NT

MAKE UP KOSMETIK 化妝品SKIN CARE 保養品

110NT

MAKE UP KOSMETIK 化妝品SKIN CARE 保養品

Berita Terbaru Lainnya

Wakil Kepala KDEI Siap Datang Jika Diundang Acara PMI

Foto diambil dari CNA. Johanes Andi Susanto, wakil kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei baru saja datang ke Taiwan pada 1 Juni. Namun, dalam wawancaranya bersama CNA, ia berjanji pada warga negara Indonesia (WNI) atau pekerja migran Indonesia (PMI) untuk serta aktif jika diun...

Cek Kesehatan Gratis untuk Pekerja Migran di TMS Minggu 29 Juni

Foto diambil dari Departemen Ketenagakerjaan. Departemen Ketenagakerjaan Taipei merilis sebuah rilis pers hari Selasa (24/6) mengatakan akan kembali mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis yang telah digelar sejak 2004 dan telah melayani lebih dari 17.000 orang. Departemen tersebut mengatakan mere...

Depnaker Taipei Adakan Tour Ajak PMI Keliling Kota

Foto diambil dari Depnaker Taipei. Melalui kunjungan langsung dan pengalaman budaya, para pekerja migran diajak keluar dari rutinitas harian mereka untuk mengenal Taipei lebih dalam, kata departemen tersebut dalam sebuah rilis pers hari Senin. Seperti yang dirilis dari CNA, Departemen Ketenagakerj...