Foto: CT WANT
Indosuara — Seorang mahasiswa laki-laki yang mengenakan pakaian selam ditemukan tenggelam di Taman Chaojing, Kota Keelung (基隆市潮境公園), pada tanggal 29. Saat diselamatkan, dia sudah tidak bernapas dan tidak memiliki detak jantung. Setelah dilakukan resusitasi jantung paru-paru, dia segera dibawa ke rumah sakit untuk perawatan darurat.
Karena masuk ke wilayah konservasi Chaojing memerlukan izin yang diajukan terlebih dahulu dan harus masuk melalui pintu masuk yang ditentukan, namun setelah penyelidikan, diketahui bahwa mahasiswa tersebut tidak mengajukan izin sebelumnya. Dinas Pengembangan dan Produksi Kota Keelung bekerja sama dengan polisi dan petugas pemadam kebakaran untuk menyelidiki penyebab kejadian tersebut. Kemarin, area perairan ditutup sementara selama 1 hari.
Dilansir oleh CT WANT, menurut penyelidikan polisi, pria berusia lebih dari 20 tahun yang belajar di universitas dekat Taman Chaojing ditemukan tenggelam dengan mengenakan pakaian selam dan membawa ransel di punggungnya saat ditemukan. Di dalam ransel tersebut terdapat sejumlah benda berat seperti dumbel, tetapi tidak ada peralatan terkait lainnya.
Kepala Dinas, Lin Dingchao (林鼎超), menyatakan bahwa sebagai langkah untuk mendukung penyelidikan polisi dan petugas pemadam kebakaran serta untuk memperjelas penyebab kejadian, wilayah laut Taman Konservasi Chaojing ditutup sementara selama 1 hari kemarin. Unit terkait juga membantu dalam meninjau rekaman kamera pengawas di pintu masuk.
Foto: SETN News
Lin Dingchao mengingatkan masyarakat bahwa saat ini Kawasan Konservasi Chaojing menerapkan kontrol jumlah pengunjung terhadap aktivitas di perairan. Jika ingin melakukan kegiatan di perairan, harus mengajukan izin terlebih dahulu, dan harus masuk dan keluar dari wilayah perairan melalui pintu masuk yang ditentukan selama jam operasional.
Kawasan Konservasi Chaojing merupakan tempat yang disucikan oleh para penyelam di utara Taiwan karena kekayaan ekologi bawah lautnya. Namun, karena aktivitas rekreasi yang berlebihan telah berdampak negatif terhadap ekosistem lokal, Pemerintah Kota Keelung telah mulai menerapkan kontrol jumlah pengunjung sejak 1 April tahun ini. Langkah-langkah yang diambil termasuk pendaftaran secara online dengan identitas yang jelas, serta pembatasan akses pada pagi dan sore hari. Hal ini dilakukan untuk melindungi sumber daya laut.
Kawasan ini membatasi jumlah pengunjung di darat hingga 200 orang per hari, dan di perairan hingga 200 orang pada hari biasa dan 400 orang pada hari libur. Penduduk lokal dalam jarak 6 mil dan peneliti yang telah mengajukan permohonan khusus tidak terkena batasan ini. Setelah melalui proses persetujuan, masyarakat yang telah disetujui dapat masuk dan keluar melalui pintu masuk yang ditentukan selama jam operasional, dari pukul 07:00 hingga 18:00.