Foto: Taiwan News
Indosuara -- Sektor konstruksi dapat mulai mencari 8.000 pekerja migran mulai 1 Agustus, kata Menteri Dalam Negeri Lin Yu-chang (林右昌) pada Sabtu (1 Juli).
Dikutip dari Taiwan News, jika memang perlu, jumlahnya dapat diperluas menjadi 15.000 pada tahap kedua, menurut menteri. Dengan populasi yang menua dengan cepat, ekonomi Taiwan menghadapi kekurangan tenaga kerja.
Sampai saat ini, pekerjaan pekerja migran di industri konstruksi telah dibatasi. Proyek pekerjaan umum senilai lebih dari NT$100 juta (US$3,20 juta) dan proyek pembaruan dan renovasi perkotaan swasta senilai lebih dari NT$200 juta diizinkan untuk melamar pekerja dari luar negeri berdasarkan kasus per kasus.
Langkah-langkah baru juga mencakup prasyarat, dengan hanya perusahaan konstruksi dan teknik profesional yang dalam tiga tahun terakhir telah mengambil setidaknya satu proyek per tahun senilai 10 kali lipat modal resmi mereka, kata Lin. Mereka juga perlu mempekerjakan sejumlah pekerja Taiwan.
Setelah mengajukan aplikasi mereka ke Badan Perencanaan dan Pembangunan (BPA) MOI untuk mengkonfirmasi status mereka, perusahaan kemudian harus beralih ke Kementerian Tenaga Kerja (MOL) untuk melamar pekerja migran, menurut menteri. Diperkirakan 1.900 bisnis di sektor konstruksi diharapkan mendapat manfaat dari langkah baru tersebut, CNA melaporkan.