Foto diambil dari CNA.
Pekerja migran yang ingin membuka rekening di bank Chunghwa harus mendapatkan persetujuan dari pihak majikan, yang juga harus menjamin bahwa akun itu akan digunakan untuk penyerahan gaji, ujar Ketua Chunghwa Post, Wang Kwo-tsai (王國材), pada Kamis (20/3).
Selain itu, akan ada pembatasan terkait pemindahan akun pekerja migran ke virtual, ujarnya, setelah data pada 2024 menunjukkan bahwa banyak akun di bank tersebut yang diberi peringatan adalah rekening pekerja migran yang disalahgunakan.
Seperti yang dilansir dari CNA, menurut statistik Chunghwa Post, pada 2024 terdapat 10.619 akun di bank itu yang diberi peringatan, lebih banyak 4.611 dari tahun sebelumnya.
Wang dalam sebuah wawancara dengan media menyatakan bahwa target pihaknya tahun ini adalah mengurangi jumlah itu hingga setengahnya. Berdasarkan data Komisi Pengawasan Keuangan (FSC), pada 2024, jumlah akun yang diberi peringatan di lembaga keuangan telah mencapai 149.274, dengan Kementerian Kehakiman menunjukkan bahwa kategori "investasi palsu" mendominasi dan Chunghwa Post berada di urutan pertama.
Wakil Manajer Umum Chunghwa Post Chen Tung-liang (陳棟梁) mengatakan bahwa kelompok penipuan sering menggunakan kartu bank yang mereka peroleh secara ilegal untuk mentransfer dana penipuan dan menjualnya secara terbuka di internet NT$100.000 (Rp49,943 juta) atau NT$120.000 per kartu. Ia mengatakan bahwa kelompok yang paling rentan menjadi target kelompok penipuan terkait pembelian kartu bank adalah pekerja migran dan rumah tangga berpenghasilan rendah hingga menengah yang menerima bantuan subsidi.
Terdapat 600.000 akun Chunghwa Post yang dimiliki pekerja migran, sementara 700.000 berasal dari rumah tangga yang menerima bantuan subsidi, beberapa di antaranya di daerah terpencil.
Chen mengingatkan masyarakat untuk tidak sembarangan menjual kartu bank, karena setelah disalahgunakan, akun mereka akan dibekukan dan mereka akan menghadapi masalah hukum.
Meskipun jumlah akun yang diberi peringatan meningkat, Chunghwa Post mengatakan mereka terus berupaya untuk memberantas penipuan, di mana jumlah kasus penipuan yang berhasil dicegah meningkat dari 1.643 pada 2023 menjadi 2.281 pada 2024.