Foto: Taiwan News
Indosuara — Jumlah kelahiran di Taiwan mencapai titik terendah baru pada tahun 2023, melanjutkan tren yang mengguncang profil demografi negara tersebut, namun populasi secara keseluruhan masih meningkat karena efek lanjutan dari COVID-19.
Dikutip dari Taiwan News, sebanyak 135.571 orang lahir di Taiwan sepanjang tahun ini, mewakili tingkat kelahiran kasar sebesar 5,82 kelahiran per 1.000 orang, turun dari 5,96 pada tahun 2022, menurut angka yang dirilis pada Rabu oleh Kementerian Dalam Negeri (MOI).
Jumlah bayi baru lahir turun 30 persen dari 193,844 bayi yang lahir pada tahun 2017, ketika angka kelahiran kasar adalah 8,23, dan terus mengalami penurunan dari 181,601 pada tahun 2018 menjadi 177,767 pada tahun 2019, 165,249 pada tahun 2020, 153,820 pada tahun 2021, dan 138,986 pada tahun 2022 , statistik MOI menunjukkan.
Pada saat yang sama, kematian di Taiwan melebihi 200.000 untuk kedua kalinya dalam sejarah, dengan total 205.368 kematian. Jumlah tersebut turun 1.862, atau 0,9 persen, dari rekor 207.230 warga Taiwan yang meninggal pada tahun 2022, dan mewakili angka kematian kasar sebesar 7,90, menurut statistik.
Perbedaan angka kelahiran dan kematian mengakibatkan penurunan populasi alami sebesar 69.797 orang, namun populasi Taiwan meningkat 0,67 persen, atau 155.802 orang, menjadi 23.420.442 orang pada tahun 2023, menurut angka tersebut.
Peningkatan populasi sebagian besar disebabkan oleh apa yang disebut MOI sebagai "imigrasi bersih", yang sebenarnya mencerminkan distorsi yang tercipta selama pandemi COVID-19.
Catatan populasi Taiwan didasarkan pada data pendaftaran rumah tangga Taiwan, dan berdasarkan peraturan pendaftaran rumah tangga, warga negara yang berada di luar Taiwan selama dua tahun tanpa memasuki negara tersebut secara otomatis dihapus dari catatan rumah tangga.
Hal ini terjadi selama pandemi, ketika warga negara Taiwan terjebak di luar negeri dan tidak dapat kembali karena pembatasan perjalanan dan perbatasan yang ketat, sehingga menyebabkan “emigrasi bersih” dalam jumlah penduduk sekitar 166.000 orang pada tahun 2021 dan 57.000 orang pada tahun 2022.
Akibatnya, jumlah penduduk Taiwan turun dari 23.561.236 jiwa pada akhir tahun 2020 menjadi 23.375.314 jiwa pada tahun 2021 dan 23.264.640 jiwa pada tahun 2022.
Pada tahun 2023, pendaftaran rumah tangga puluhan ribu warga Taiwan dipulihkan, sehingga berkontribusi terhadap “imigrasi bersih” sebesar 225.599, lebih dari sekadar mengimbangi penurunan populasi alami Taiwan.
Sementara itu, jumlah pernikahan di Taiwan pada tahun lalu naik menjadi yang tertinggi sejak tahun 2020 sebanyak 125.192, dibandingkan dengan 124.997 pada tahun 2022.
Sebanyak 53.085 pasangan bercerai tahun lalu, setara dengan 2,18 perceraian per 1.000 orang, kata kementerian tersebut. Jumlah tersebut merupakan jumlah perceraian tertinggi sejak 54.473 pasangan bercerai pada tahun 2019.
