Foto diambil dari CNA.
Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mencatat bahwa pada tahun 2023, jumlah Warga Negara Indonesia yang bekerja sebagai Pekerja Migran meningkat 37 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan tujuan terbanyak ke Taiwan.
Mengacu pada data BP2MI yang dirilis tahun ini, jumlah penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) pada 2023 tercatat sebanyak 274.965, naik 37 persen dari tahun 2022 dan 176 persen dari tahun 2021.
Dari data tersebut, kendati sempat terjadi penurunan pada 2020 dan 2021 akibat pandemi Covid-19, jumlah penempatan tahun 2023 sudah kembali pada level sebelum pandemi.
Dari jumlah itu, Taiwan masih menjadi negara tujuan paling favorit dengan 83.216 penempatan di tahun 2023, kemudian disusul Malaysia sebanyak 72.260, dan Hongkong sejumlah 65.916.
Adapun setelahnya adalah Korea Selatan (12.579), Jepang (9.637), Singapura (7.989), dan Brunei Darussalam (2.878). Data tersebut memasukkan ke negara Arab seperti Arab Saudi, Qatar, atau Uni Emirat Arab ke negara penempatan “Lainnya”.
Berdasarkan data BP2MI dari Januari hingga Agustus 2024, sektor informal masih mendominasi distribusi pekerja migran. Meskipun terdapat selisih tipis antara pekerja sektor formal dan informal pada Januari hingga Februari 2024, serta peningkatan jumlah pekerja sektor formal menjadi 15.455 pada April 2024 dibandingkan 14.348 di sektor informal, secara keseluruhan sektor informal tetap mendominasi.
Data BP2MI juga menunjukkan lonjakan tajam pada jumlah pekerja sektor informal dalam tiga bulan terakhir, dari Juni hingga Agustus 2024. Selama periode tersebut, jumlah pekerja sektor formal sekitar 9.000, sementara pekerja sektor informal berkisar antara 11.000 hingga 14.000.
Penempatan PMI terkonsentrasi pada jabatan pembantu rumah tangga dan perawat dengan persentase di bulan Agustus 2024 mencapai lebih dari 50 persen dari seluruh penempatan.
Sementara secara gender, penempatan PMI bulan Agustus 2024 didominasi oleh perempuan sebanyak 16.187 penempatan atau 69,78 persen dari total penempatan bulan Agustus yang mencapai 23.197 penempatan.
Adapun dari Januari hingga Agustus, pilihan tempat kerja tujuan berkisar antara Hong Kong dan Taiwan. Pada Agustus misalnya 8.081 penempatan di Hong Kong dan 7.342 ke Taiwan. Sementara Malaysia hanya sekitar 1700-an penempatan di periode yang sama. Dari Januari sampai Agustus 2024, ada 70.435 penempatan di Hong Kong dan 59.654 di Taiwan.
Sementara secara asal, kabupaten Indramayu (8 persen) menjadi penyumbang daerah asal PMI terbanyak di bulan Agustus, diikuti Cilacap, Ponorogo, Kabupaten Cirebon, dan Malang. Adapun Provinsi dengan penempatan PMI terbanyak adalah Provinsi Jawa Timur sebanyak 6.354, mengalami penurunan 3,43% dari bulan sebelumnya yang berjumlah 6.580 disusul oleh Jawa Tengah dan Jawa Barat.