Foto: Taiwan News
Indosuara — Hampir 110.000 orang mengunjungi dokter dengan gejala mirip influenza sepanjang minggu lalu di Taiwan. Jumlah ini naik 6 persen dibandingkan minggu sebelumnya ketika negara tersebut memasuki musim flu, kata Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) pada hari Selasa.
Sementara itu, 39 kasus flu parah dan 8 kematian dilaporkan minggu lalu, serta 91 kasus infeksi saluran pernapasan atas, kata Wakil Direktur CDC Tseng Shu-hui (曾淑慧) pada pengarahan rutin.
Dikutip dari Taiwan News, di antara kematian tersebut terdapat seorang pria berusia 30-an, yang mengalami demam dan batuk sebelum diketahui bahwa ia menderita pneumonia di kedua paru-parunya, kata CDC.
Pria tersebut, yang memiliki potensi kondisi neurologis, kemudian dirawat di unit perawatan intensif karena gagal napas, namun meninggal karena pneumonia dan syok septik dua minggu setelah timbulnya gejala, menurut CDC.
Meskipun jumlah kasus flu – yang didominasi oleh virus H1N1 dan H3N2 selama sebulan terakhir – dapat terus bertambah, peluncuran vaksin yang didanai pemerintah pada 2 Oktober akan membantu mengekang penyakit tersebut, kata Tseng.
Menurut statistik CDC, 741 kasus influenza dengan komplikasi flu parah – yang lebih dari setengahnya berusia di atas 65 tahun – dilaporkan dari 1 Oktober 2022 hingga 25 September 2023.
Statistik menunjukkan bahwa dari 164 orang yang mengalami gejala parah dan meninggal pada periode tersebut, 94 persen menderita penyakit kronis dan 73 persen belum menerima suntikan vaksin.
Musim flu Taiwan biasanya dimulai pada bulan Oktober, meningkat sekitar bulan November, dan mencapai puncaknya pada akhir tahun atau sekitar Tahun Baru Imlek yang jatuh pada akhir Januari hingga pertengahan Februari.
