Foto diambil dari : Focus Taiwan
Kostum batik yang penuh warna dan elegan dipamerkan di pusat kota Taipei pada hari Minggu saat masyarakat Indonesia di Taiwan merayakan Hari Batik Nasional, sebuah festival tahunan yang menghormati teknik pewarnaan tahan lilin tradisional dari Indonesia.
Batik & Ecoprint Festival 2022 yang diselenggarakan oleh Indonesia Diaspora Network (IDN) di Taiwan dan diadakan di Museum Nasional Taiwan cabang Taman Nanmen, menampilkan serangkaian kegiatan budaya Indonesia, termasuk tarian dan musik klasik tradisional, penjualan makanan dan produk Indonesia, batik lukis, dan peragaan busana.
Fashion show menampilkan 35 orang, sebagian besar pekerja migran Indonesia, yang mengenakan kostum dan pakaian tradisional Indonesia yang terbuat dari batik yang diwarnai dengan indah dan eco-printing.
Eco-printing mengacu pada teknik pewarnaan dan pencetakan dengan menggunakan bunga dan daun alami, meninggalkan bekas atau pola pada berbagai media.
Kartika Dewi, dari IDN Taiwan, mengatakan kepada CNA bahwa festival bertema batik tahunan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran akan tradisi pada Hari Batik Nasional Indonesia pada 2 Oktober 2022.
Hari tersebut menandai peringatan penambahan budaya batik ke Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Manusia UNESCO pada tahun 2009.
Sejak tahun 2017, IDN telah menyelenggarakan festival dengan teknik pembuatan kain yang berbeda yang ditampilkan setiap tahun untuk melengkapi batik, dan tahun ini diputuskan untuk eco-print untuk menyoroti pentingnya kepedulian terhadap lingkungan, kata Kartika.
“Karena pemanasan global, sudah saatnya kita peduli dengan Bumi kita. Dengan menggunakan eco-printing, semua bahannya alami seperti dari daun dan kayu kita. Kami tidak menggunakan bahan kimia," kata Kartika.
Berbicara tentang pentingnya festival, Kartika mengatakan batik bukan hanya produk tetapi juga gaya hidup.
“Banyak sekali filosofi tentang batik karena setiap coretan memiliki makna yang berbeda-beda, maka dari itu batik sangat penting bagi kami,” kata Kartika.
Pada hari yang sama di acara terpisah, lokakarya budaya Indonesia dua bulanan di dekat Stasiun Utama Taipei, Mira Luxita dari Indonesia memperkenalkan batik ke kelasnya yang diikuti oleh sekitar 40 peserta internasional, termasuk Taiwan, Korea Selatan, Vietnam, Amerika, dan Eropa.
Acara yang diselenggarakan bersama oleh IndosuarA dan Dinas Perekonomian dan Perdagangan Indonesia untuk mempromosikan budaya Indonesia ini juga menampilkan peserta belajar berhitung dan mengucapkan kalimat sederhana dalam bahasa Indonesia sebelum mengikuti permainan tradisional.
Mira, yang telah tinggal di Taiwan selama 11 tahun terakhir, mengatakan kepada CNA bahwa sudah menjadi tugasnya sebagai orang Indonesia untuk mempromosikan dan melestarikan tradisi dan budaya Indonesia, khususnya batik.
Pernyataan Mira datang di saat Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia Bintang Puspayoga meminta masyarakat untuk melestarikan batik dengan mengenakan pakaian batik, menurut kantor berita nasional Indonesia Antara.
“Kita patut berbangga dan terus menjaga kelestarian (batik), salah satunya dengan mengenakan batik di berbagai kesempatan, sehingga batik dapat dilestarikan,” katanya dalam laporan Antara, Minggu.