Indosuara - Gabungan Tenaga Kerja Bersolidaritas (GANAS) menilai aturan kebijakan baru dengan mengadakan pelatihan kepada pekerja migran yg baru datang ini bagus untuk memberikan pendidikan dan bekal demi menghindari eksploitasi serta masalah lain terkait dengan ketenagakerjaan nanti setiba mereka berada ditempat majikan.
GANAS menilai pelatihan ini akan lebih baik jika diadakan secara berkala dalam rangka evaluasi dan pengawasan kepada pekerja migran selama mereka bekerja.
"Dari evaluasi ini MOL akan tahu permasalahan yang sebenarnya tanpa harus menunggu mereka lakukan pengaduan," kata Fajar saat dihubungi Indosuara, Sabtu.
Meski demikian, pencegahan eksploitasi tidak cukup dengan pelatihan. Kondisi pekerja migran yang masih dikuasakan kepada agensi juga membuat eksploitasi masih bisa terjadi.Posisi pekerja menjadi lemah karena agensi akan membela majikan walaupun pekerja migran setiap bulan membayar biaya pelayanan.
"palagi jika hal ini tidak didukung dengan pendidikan dan bekal dari Indonesia (saya bicara ttg PMI karena saya dari Indonesia juga) yg memadai misal dengan skill kerja dan bahasa tentunya akan menjadi kendala lagi walaupun diberi kursus dan orientasi oleh MOL.Sebab tidak di dipungkiri bahwa pelatihan dari negara kita selama ini hanya sekedar formalitas," kata dia.
Dia pun menilai pelatihan yang diberikan jangan hanya sekedar formalitas agar MOL agar kelihatan memperhatikan pekerja migran.
Pembantu rumah tangga asing dan pengasuh berbasis keluarga yang memasuki Taiwan pada tahun baru akan dikenakan proses kedatangan baru. Proses ini merupakan layanan online yang menjadi bagian dari prosedur yang disederhanakan untuk pembantu rumah tangga dan pengasuh keluarga yang baru tiba.
Mengutip Focus Taiwan, proses kedatangan baru ini diumumkan pada Jumat oleh Kementerian Tenaga Kerja dan akan mengintegrasikan beberapa aplikasi dari majikan dan perusahaan pialang. Nantinya para pekerja yang baru datang akan mendapatkan orientasi lebih dulu yang pembiayaannya ditanggung oleh pemerintah.
Situs web "Pusat Layanan Terpadu Pekerja Migran" sebagai layanan satu atap untuk proses baru ini akan mulai menerima aplikasi pada 20 Desember dari majikan dan perusahaan pialang untuk pembantu rumah tangga dan pengasuh berbasis keluarga yang dijadwalkan tiba di Taiwan pada dan setelah 1 Januari 2023. Berdasarkan aturan baru, setelah tiba, para pekerja akan dijemput oleh kementerian dan dikirim ke pusat layanan di Taoyuan atau Kaohsiung untuk mengikuti kursus orientasi delapan jam selama dua hari.
"Pekerja akan dijemput oleh majikan mereka atau perusahaan pialang pada hari ketiga," kata pejabat kementerian Paul Su (蘇裕國).
Menurut Su, ke depan hal ini juga akan mencakup para pekerja yang telah bekerja di Taiwan sebelumnya tetapi tidak mengikuti kursus untuk pekerja migran yang baru tiba dalam waktu lima tahun sebelum kedatangan mereka.
Sebelum ada aturan ini, pekerja migran yang memasuki Taiwan menerima kursus 30 menit tentang undang-undang setempat dan hak-hak pekerja di bandara.
Selain urusan pelatihan, pengusaha dan perusahaan pialang juga akan terkoneksi dengan layanan satu atap ini untuk mengurus izin kerja, sertifikat penduduk asing (ARC), asuransi kesehatan nasional (NHI) dan asuransi kecelakaan kerja. Majikan dan perusahaan pialang harus mengirimkan aplikasi calon pekerjanya secara online minimal lima hari sebelum kedatangan pembantu rumah tangga dan pengasuh berbasis keluarga, atau pekerja tersebut tidak akan diizinkan naik pesawat ke Taiwan.
"Misalnya, jika seorang pembantu rumah tangga dijadwalkan tiba di Taiwan pada Hari Tahun Baru, majikan atau perusahaan pialang harus mengajukan permohonan paling lambat pada 27 Desember," menurut Su.
Layanan satu atap diharapkan mencakup sekitar 50.000 pembantu rumah tangga migran dan pengasuh berbasis keluarga serta majikan mereka setiap tahun, dan selanjutnya akan diperluas ke pekerja perikanan.
"Memperluas layanan untuk pekerja di sektor lain akan dipertimbangkan," ucap Su.