Foto dok pribadi.
Kabar miring mengenai pemberitaan TKI yang diberitakan oleh beberapa media lokal Taiwan akibat perbuatan negatif pun terlupakan begitu mendengar nama Eulis Komariah. Tak hanya rekan setanah air dan sebangsa saja yang mengetahui segudang prestasinya ini. Media lokal Taiwan pun kerap memberitakan prestasi seorang TKI yang bekerja di sektor informal ini.
Indosuara bergegas menghubungi Eulis ketika mendengar kabar bahwa ia memenangkan kejuaraan President Cup di Changhua. Wanita ramah yang juga kuliah di Universitas Terbuka (UT) Taiwan ini pun semangat menjawab pertanyaan dari Indosuara.
Eulis mengatakan jika ia sudah berulang kali mendapat kejuaraan Tai Chi di Taiwan. Puluhan kejuaraan, tepatnya 22 kali menang di setiap lomba yang diadakan. Kali ini Eulis memenangkan piala President Cup 2016 bahkan langsung memboyong 3 kejuaraan sekaligus, antara lain Event 37-form meraih juara ke-1, Event 13-form meraih juara ke-3, dan Event Tai Chi Golok meraih juara ke-1.
Ia mengakui bahwa untuk menjadi sang juara haruslah ekstra berlatih keras. Selain bekerja, majikan Eulis juga peduli dengan prestasinya ini. Majikannya lah yang memberi kesempatannya untuk berprestasi sekaligus sebagai soko gurunya.
Ketika ditanya bagaimana perasaannya memenangkan lomba dengan predikat piala President Cup, ia menuturkan rasa bangganya sebagai orang Indonesia. Ia pun bercerita bahwa lawan mainnya bukanlah orang sembarangan. “Lawan yang saya hadapi, mereka itu orang-orang yang benar-benar lihai dalam kungfu China,” ujarnya pada Indosuara.
Prestasi Eulis tak hanya ingin ia pendam sendiri. Kecintaannya pada tanah air pun mendarah daging di hatinya. Impian Eulis ingin membuka perguruan tai Chi di tanah air nanti.
Ketika ditanya apakah susah mengatur waktu antara bekerja, berlatih tai chi dan belajar bersama UT, Eulis pun menuturkan bahwa ia disiplin mengatur jadwalnya.
“Kegiatan saya mulai dari pagi hari setelah pekerjaan selesai saya berlatih tai chi di taman. Pukul 10 pagi saya pulang untuk belanja sayuran kemudian masak untuk makan siang. Kemudian istirahat dan sorenya masak lagi untuk makan malam. Malam hari saya mulai latihan lagi sampai pukul 22.00. Saya bersyukur bisa diberi kesempatan belajar di UT juga. Kini saya sudah berada di semester akhir.” Ujarnya.
Ia pun berpesan untuk saudara-saudara TKI seperjuangan di Taiwan ini agar bisa manfaatkan waktu luang untuk kegiatan positif, agar bermanfaat di masa datang. “Jangan lupa menunaikan kewajiban salat lima waktu. Selamat menunaikan ibadah puasa,” ujar Eulis menutup perbincangan dengan Indosuara.