Seperti yang dilansir dari Taipei Times.
Serikat buruh Taiwan menyatakan bahwa jadwal kerja Taiwan terlalu padat. Bahkan jika setelah 7 hari libur nasional tidak disetujui untuk dikembalikan, maka jadwal kerja Taiwan sudah terbilang sangat padat, ujar serikat buruh seperti yang dilansir dari China Post.
Jika Taiwan tidak mengembalikan hari libur nasional yang telah diambil sebelumnya, maka Taiwan akan menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan jam kerja terpadat.
Taiwan saat ini menempati peringkat ketiga jam kerja terpadat di seluruh dunia, setelah Mexico dan Costa Rica. Departemen Tenaga Kerja telah mengusulkan RUU yang akan memberikan pekerja satu hari libur dan satu hari istirahat yang bisa diambil secara fleksibel.
Korea Selatan dan Chile, yang tingkat perkembangannya sebanding dengan Taiwan, memiliki 30 hari libur per tahun, dibandingkan dengan Taiwan hanya 26 hari, yang menunjukkan bahwa Taiwan tidak memiliki kelebihan hari libur.
Jam panjang kerja dan upah yang stagnan mengingatkan Taiwan agar tak menjadi negara dengan istilah “negara dengan jam kerja terpadat”.
Aktivis buruh tersebut juga mengungkapkan jika tidak ada negara lain yang pernah membatalkan hari libur nasional untuk mengurangi jam kerja. Taiwan memiliki 2.134 jam kerja setahun, sementara negara-negara anggota OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) memiliki rata-rata 1.771 jam, yang berarti bahwa jam kerja Taiwan lebih elapan jam dari rekan-rekan OECD mereka.