Foto ilustrasi diambil dari CNA.
Hampir 70 persen dari pekerja di Taiwan kuatir karena mereka bisa diberhentikan menjelang liburan Tahun Baru Imlek dikarenakan perlambatan ekonomi Taiwan. Survei online tersebut didapat dari job bank yes123. Survei dilakukan dari mulai tanggal 6-19 Oktober dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin error plus atau minus sekitar 2,65 poin persentase.
Dalam survei tersebut, sekitar 67,8 persen dari 1.366 karyawan yang disurvei berusia 20 tahunan mengatakan bahwa mereka khawatir. Di Taiwan, pengusaha cenderung untuk menyusun rencana kerja baru sebelum liburan tahun baru yang jatuh di bulan Januari atau Februari dan kemudian memecat mereka setelah liburan.
Liburan Tahun Baru Imlek mendatang akan mulai pada tanggal 27 Januari hingga 1 Februari. Job bank mengatakan bahwa ketakutan PHK tersebut diakibatkan kelemahan ekonomi yang memaksa pengusaha untuk berhemat atau bahkan mengurangi biaya operasional.
Selain itu, sebanyak 41,1 persen dari mereka takut diberhentikan. Sedangkan sekitar 37,3 persen lebih khawatir di akhir dari bulan setelah imlek.
Seperti yang diberitakan CNA, survei yes123 mengatakan bahwa 59 persen dari total responden yang khawatir gaji mereka dipotong karena perlambatan ekonomi.
Hasil survei menunjukkan bahwa untuk mempertahankan pekerjaan mereka, 43,6 persen responden bersedia untuk melakukan pekerjaan lebih, sementara 33,4 persen mengatakan mereka akan bekerja lebih lama.
Selain itu, 31,9 persen responden mengatakan bahwa mereka akan mengikuti pelatihan lagi untuk memperkuat keterampilan kerja dan 26,8 persen mengatakan mereka ingin ditransfer ke departemen lain atau mengubah posisi mereka untuk mempertahankan pekerjaan mereka.
Jika mereka memang benar-benar dipecat, sebanyak 85,4 persen responden mengatakan akan mengajukan tunjangan pengangguran, sementara 81,7 persen mengindikasikan bahwa mereka akan mencoba untuk belajar keterampilan baru guna menemukan pekerjaan lain.