Foto diambil dari CNA.
Sekelompok pekerja migran Vietnam yang bekerja di sebuah perusahaan makanan di New Taipei City mengajukan pengaduan kepada pemerintah kota pada hari Selasa kemarin. Para pekerja migrant tersebut menuduh majikan mereka melakukan pembalasan terhadap protes buruh pada hari buruh awal bulan ini dengan memecat beberapa pemimpin aksi tersebut.
Lebih dari 70 pekerja migran Vietnam melakukan protes di luar markas Mei Ti Foodstuff – sebuah perusahaan makanan yang terkenal dengan roti dan kue-kuenya yang berada di Distrik Xizhi pada tanggal 3 Mei. Dimana dalam tuntutan tersebut, mereka menuntut perusahaan membayar mereka untuk bekerja lembur dan mengembalikan potongan yang tidak sah dari gaji potongan bulanan mereka.
Rapat umum itu mendapat bantuan dari Departemen Urusan Buruh pemerintah kota dan sebagai hasilnya, perjanjian penyelesaian ditandatangani oleh kedua belah pihak di mana perusahaan setuju untuk memberikan kompensasi kepada karyawan Vietnam untuk bekerja lembur dan mengembalikan uang yang dikurangi selama dua tahun terakhir.
Seperti yang diberitakan CNA, menurut Departemen Tenaga Kerja, para pekerja migran mengeluh bahwa mereka telah bekerja rata-rata 16-18 jam sehari tanpa upah yang layak.
Majikan tersebut juga dituduh melakukan pemotongan upah yang tidak masuk akal dengan mencari kesalahan dalam pekerjaan mereka.
Meskipun ada kesepakatan penyelesaian, dilaporkan pada hari Senin bahwa perusahaan berencana untuk memberhentikan lima pekerja migran Vietnam, termasuk beberapa pimpinan yang suka melakukan aksi protes.
Perampingan karyawan diperlukan karena protes tersebut menyebabkan penurunan tajam dalam pesanan dan perlambatan bisnis, kata perusahaan. Perusahaan juga telah menanyakan kepada lima pekerja apakah mereka bersedia pindah ke majikan baru atau berencana untuk kembali ke Vietnam.
Namun pekerja migrant asal Vietnam tersebut melihatnya sebagai pembalasan dari majikan, mereka melakukan protes pada hari sebelumnya.
Liao Wu-hui (廖武輝), seorang Kepala Divisi di Departemen Urusan Tenaga Kerja kota, menekankan bahwa departemen menjamin hak-hak kerja pekerja asing di New Taipei City dan tidak akan mengizinkan perusahaan untuk membalas dendam terhadap pekerja.
Liao juga mengatakan setelah perusahaan mengajukan dokumen resmi tentang PHK, departemen akan melakukan tinjauan ketat terhadap alasan PHK untuk menentukan apakah pesanan telah turun 30 persen dari periode yang sama tahun lalu, seperti yang diklaim perusahaan, ataukah akibat aksi protes 3 Mei kemarin. Departemen urusan Tenaga Kerja juga akan melihat bagaimana perusahaan memilih karyawan yang akan diberhentikan.