Foto diambil dari CNA.
Peternakan ikan di Taoyuan pada hari Senin dilaporkan telah terinfeksi virus danau Tilapia (TiLV). Jumlah ikan yang terinfeksi pun semakin naik dari tanggal 13 Juni lalu saat pelaporan pertama.
Dewan Pertanian atau Council of Agriculture (COA) melaporkan bahwa 7 peternakan ikan yang terinfeksi berada di Distrik kota Guangyin dan dalam jarak tiga kilometer dari lokasi yang terinfeksi pertama.
Pemerintah kota telah memerintahkan untuk melakukan inspeksi semua kolam dalam radius tiga kilometer dari lokasi tersebut.
Peternakan dalam radius lima kilometer seperti di Hsinchu juga akan diperiksa untuk memastikan virus tidak menyebar, kata COA.
Meskipun virus tersebut hanya menginfeksi ikan nila dan tidak ada risiko untuk diteruskan ke manusia, virus ini tidak dapat disembuhkan dan terdaftar sebagai penyakit menular utama oleh Organisasi Kesehatan Hewan atau World Organization for Animal Health (OIE).
Jika menyebar ke wilayah lain di Taiwan, hal ini bisa membahayakan industri perikanan. Oleh karena itu COA juga memerintahkan dilakukannya perluasan inspeksi terhadap 12 peternakan ikan induk di hulu Waduk Shihmen. Hasil sementara tidak menemukan bukti adanya penyakit ini.
Pemeriksaan dua peternakan ikan di dekat sebuah peternakan di Tainan dimana bibit nila yang dianggap terinfeksi ternyata hasilnya negatif, begitu juga dengan inspeksi terhadap 147 peternakan ikan dalam radius jarak satu kilometer dari pertanian Tainan, hasilnya negatif.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa virus tersebut terbatas hanya pada wilayah Taoyuan dan belum menyebar ke bagian lain Taiwan. Peternakan yang terinfeksi dilarang mengangkut ikan dari tempat mereka selama dua minggu.
Virus ini pertama kali ditemukan di Israel pada tahun 2009 ketika sampai 70 persen populasi ikan liar di danau alami meninggal. Seperti yang dilaporkan CNA, Taiwan adalah negara keenam yang melaporkan virus tersebut, setelah Kolombia, Ekuador, Mesir, Israel dan Thailand.