Foto diambil dari CNA.
Seorang pria keturunan Afrika-Amerika dan seorang pria Taiwan terlibat dalam pembunuhan dan mutilasi guru bahasa Inggris asal Kanada di sebuah taman di sungai Yonghe New Taipei City kini telah disidangkan kasusnya di Kantor Kejaksaan hari ini, sementara seorang tersangka ketiga masih buron.
Polisi pada tanggal 24 Agustus lalu di Distrik Da’an, Taipei telah menangkap pria Afrika-Amerika berusia 30 tahun, Ewart Odane Bent karena dicurigai melakukan pembunuhan mengerikan terhadap guru bahasa Inggris asal Kanada berusia 43 tahun, Ramgahan Sanjay Ryan, pada tanggal 21 Agustus.
Pada malam yang sama, seorang pria Taiwan berusia 21 tahun yang diidentifikasi sebagai Wu Hsuan (吳 宣) merupakan promotor untuk klub malam Triangle Taipei, juga ditangkap karena diduga membantu pembelian dua pisau milik Bent, yang diyakini sebagai alat pembunuhan. Sementara itu, tersangka ketiga, seorang warga negara AS yang diidentifikasi oleh nama keluarga Sun (孫), yang diyakini polisi memegang parang kedua, masih buron.
Pada bulan Mei tahun ini, polisi Taipei menemukan orang asing memiliki ganja di klub malam dan menelusuri asal obat itu ternyata dari Ryan. Dia kemudian ditangkap di Distrik Yonghe karena memiliki lebih dari 200 gram ganja.
Setelah dinyatakan dengan dakwaan narkoba, beberapa klien Ryan menduga dia mulai bekerja sebagai informan polisi dan mulai mengkhianati kesepakatan narkoba di antara mereka dengan melaporkan kepada pihak berwenang. Setelah terlibat dalam perselisihan sengit dengan Ryan karena narkoba, Bent dan Sun diduga berencana menyergapnya.
Selama polisi menginterogasi pada hari Sabtu, Wu dilaporkan mengakui dia telah membantu membeli pisau milik Bent yang mirip dengan yang ditemukan di dekat tubuh Ryan.
Wu mengatakan kepada polisi bahwa dia mengunjungi sebuah toko di Xining South Road di Distrik Wanhua Kota Taipei pada tanggal 16 Agustus untuk membeli pisau namun mereka mengklaim bahwa mereka membeli pisau tersebut hanya untuk membela diri. Dia kemudian kembali dua hari kemudian untuk membeli dua pisau sebelum menyerahkannya kepada teman warga Amerikanya di kemudian hari.
Wu dikawal oleh polisi Distrik Yonghe. (Gambar CNA)
Mengetahui bahwa Ryan secara rutin berjalan-jalan dengan anjingnya “Lulu” di sepanjang taman tepi sungai dekat Zhongzheng Bridge di Distrik Yonghe New Taipei City, Bent dan komplotannya diduga mengendarai sepeda ke daerah itu dan menunggunya.
Para pembunuh pertama kali menerkam Ryan dan mengikatnya dengan rantai logam, sebelum membunuhnya dengan parang.
Bent ditangkap oleh polisi Distrik Yonghe. (Gambar CNA)
Saat Ryan dibunuh, Lulu, menggonggong, dan para pembunuh juga sempat melukai anjing tersebut. Namun demikian, Lulu dapat berlari pulang, dan hari berikutnya dia membantu memandu dua teman Ryan untuk menemukan mayatnya.
Polisi mengidentifikasi Bent sebagai tersangka karena ponsel Ryan menunjukkan bukti bahwa mereka telah terlibat dalam perselisihan sengit mengenai narkoba dan smartphone melacaknya di wilayah Yonghe, distrik tempat Ryan tinggal dan di mana dia dibunuh, pada saat kejadian.
Ketika Bent pertama kali ditanyai hari ini oleh pihak berwenang pada Jumat malam, ia menyangkal terlibat dalam pembunuhan itu, namun ia tidak dapat memberikan penjelasan dan keberadaannya pada hari dan waktu dimana Ryan dibunuh.
Sementara itu, pencarian masih berlanjut untuk bagian tubuh yang hilang. Lengan kiri dan kaki kanan yang mengenakan sepatu tenis hitam, ditemukan di sungai tak lama sebelum tengah hari Sabtu.
Kaki di sepatu ditemukan pada hari Sabtu. (Gambar CNA)
Kedua tersangka dipindahkan ke Kantor Penuntut Umum New Taipei City karena dicurigai melakukan pembunuhan. Warga Kanada tersebut kehilangan istrinya yang tenggelam di Yilan tahun lalu. Menurut laporan di media Kanada, korban sedang mempersiapkan untuk mengakhiri tinggalnya yang lebih dari 10 tahun di Taiwan pada bulan Oktober mendatang dan bersiap kembali ke Kanada, di mana dia memiliki sebuah rumah di Ontario.