Foto diambil dari CNA.
Delegasi pengusaha dari Indonesia berada di Taiwan untuk melihat peluang kerjasama bilateral di bawah kebijakan Taiwan yang baru yaitu “New Southbound Policy” dimana kebijakan tersebut adalah program baru Presiden Taiwan yang memfokuskan kerja sama dengan tujuan untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan ekonomi dengan negara-negara di Asia Selatan, Asia Tenggara dan Asia Pasifik Selatan.
Delegasi ini dipimpin oleh Ang Tjoen Ming, seorang pebisnis yang diangkat pada tahun 2014 oleh Presiden Indonesia Joko Widodo sebagai perwakilan utusan khusus ke Taiwan.
Pada hari Senin, Ming dan delegasinya menghadiri konferensi bisnis dan forum di Taipei untuk perusahaan di Taiwan dan Indonesia, yang diselenggarakan oleh Kementerian Taiwan Bidang Perekonomian.
Bank Mayapada, yang Ming didirikan pada tahun 1989, tidak hanya mengatasi krisis ekonomi tahun 1997 tapi berhasil memperluas agresif setelah krisis.
Saat ini, Grup Mayapada dan anak perusahaannya mengoperasikan bisnis yang berkisar dari jasa keuangan, properti, rumah sakit, media dan sektor ritel. Kelompok bisnis ini juga memiliki dan mengoperasikan toko-toko Duty Free di Jakarta dan Bali.
Delegasi ini juga diharapkan untuk bernegosiasi dengan beberapa penawaran kerjasama, termasuk perjanjian untuk membangun pabrik di Indonesia.
Pemimpin delegasi Indonesia, yaitu Dato Sri Tahir, adalah pendiri Mayapada Group, salah satu konglomerat berbasis di Jakarta. Pada tahun 2015, ia peringkat oleh Forbes sebagai orang ke-10 terkaya di Indonesia, dengan kekayaan bersih sekitar US $ 2 miliar.
Konglomerat usia 64 tahun keturunan Cina lahir di Surabaya dan lulus dari Nanyang University, Singapura, pada tahun 1976 dengan gelar sarjana bisnis. Dia dikenal karena ketajaman bisnis dan pengaruhnya dalam masyarakat Tionghoa di Indonesia.