Foto chat Iwan dengan si penipu, Brodin palsu. Foto dok IS.
Malang benar nasib Iwan (nama samaran) yang ditipu oleh si penipu yang mengambil alih akun FB teman baiknya. Kejadiannya bermula pada tanggal 19 Juni lalu. Saat itu hari Minggu Iwan bersama pacarnya ke kota Taichung. Kebetulan hari itu juga ia mau transfer uang. Saat membuka FB-nya, ada inbox dari teman baiknya yang bekerja di Yunlin. Sebut saja namanya Brodin. Tiba-tiba Brodin meminta Iwan untuk transfer uang sejumlah Rp 3 juta saat itu juga karena Brodin sedang membutuhkan. Dalam pesannya itu, Brodin juga memanggil Iwan “dulur”. Ini adalah panggilan akrab mereka, karena keduanya teman baik seperti saudara.
Awalnya Iwan sempat menolak dengan alasan ia sendiri membutuhkan uang. Namun Brodin palsu meyakinkannya bahwa ia akan membayar tanggal 22 Juni nanti (3 hari kemudian) karena Brodin beralasan baru gajian tanggal 22. Tak berpikir panjang, karena Iwan sendiri juga sering dimintai pertolongan temannya yang lain yang pernah meminta pinjaman uang, Iwan pun akhirnya transfer ke rekening Brodin senilai Rp 3 juta. Brodin palsu pun memberikan nomor rekening BNI cabang Tulungagung dengan nomor 0329775782 atas nama Kartika Novianti.
Setelah ditransfer, Iwan memberi tahu Brodin. Anehnya, Brodin hanya memberi tanda jempol saja, tak ada ucapan terima kasih. Dari situlah Iwan mulai curiga. Namun entah apa yang dipikirkannya saat itu, ia pun masih tetap saja terkena tipu. Selang beberapa jam, Brodin palsu menulis pesan lagi padanya dan meminta pengiriman uang kilat sampai dalam waktu 3 jam sebesar Rp 2 juta. Iwan hanya berpikir mungkin Brodin sangat memerlukan uang tersebut. Ia sempat protes, kenapa tidak sekalian saja pada pengiriman pertama, sehingga ia tak menghabiskan banyak ongkos kirim. Iwan pun transfer sejumlah uang yang diminta ke rekening yang sama. Namun reaksi Brodin masih tetap sama, mencurigakan, yaitu hanya memberi tanda like tanpa ucapan terima kasih.
Pada tanggal 22 Juni lalu, Iwan pun menagih pembayaran utang Brodin sesuai janjinya. Betapa terkejutnya Iwan, karena pada saat itu juga, ada nama akun Brodin yang lain sedang add facebook-nya. Ia pun semakin curiga. Akhirnya Iwan menelepon Brodin secara langsung. Dari perbincangan mereka, diketahui jika akun FB Brodin yang asli telah di-hack atau dibobol. Brodin yang asli pun baru saja membuat akun FB yang baru. Saat ditanya siapa yang meminjam uang, Brodin asli pun tak tahu.
Iwan akhirnya menghubungi tempat pengiriman uang di Taichung agar menarik kembali pengiriman uangnya. Namun sayangnya, pihak pengiriman uang tersebut sudah terlanjur mengirim, dan tidak bisa ditarik kembali. Ia pun menghubungi keluarganya di Indonesia untuk melaporkan hal ini ke kepolisian setempat, agar membekuk penipu atas nama rekening tersebut.
Namun proses di kepolisian berbelit karena terkendala dengan jarak. Kepolisian setempat menjelaskan bahwa permintaannya tidak bisa diproses karena kejadiannya di Taiwan, bukan di kampung halamannya. Karena tak bisa menyertakan surat lapor dari polisi, Iwan pun tak bisa memblokir nomor rekening tersebut.
Selang 1 minggu kemudian, Iwan pun diberi tahu temannya agar menghubungi Ersam, perwakilan BNI di Taiwan yang bekerja di Indosuara. Ia pun menghubungi perwakilan BNI dan mengadukan masalahnya. Namun sayangnya, pihak BNI mengatakan bahwa uang si penipu sudah diambil semua.
Dari kasus penipuan ini Iwan belajar bahwa seharusnya ia lebih jeli, tak gegabah untuk segera transfer uang, meskipun itu teman baik sendiri. Untuk urusan uang, seharusnya ia menelepon temannya langsung dan menanyakan kebenarannya. Ia pun menitipkan pesan pada rekan-rekan TKI dimanapun berada untuk berhati-hati agar tidak mudah tertipu.