Foto ilustrasi diambil dari CNA.
Jumlah pekerja cuti tidak dibayar di Taiwan pada minggu ketiga dan keempat di bulan Juli meningkat dari dua minggu pertama dikarenakan pertumbuhan ekonomi Taiwan yang lambat.
Pada akhir Juli, Depnaker Taiwan atau Ministry of Labor (MOL) melaporkan ada sebanyak 524 pekerja diharuskan cuti tanpa mendapat bayaran dimana jumlahnya meningkat dibandingkan pada pertengahan Juli sebanyak 402 orang.
Sebagian besar perusahaan yang memiliki karyawan cuti tidak dibayar adalah usaha kecil menengah seperti logam dan industri elektromekanis dengan tenaga kerja yang kurang dari 50 karyawan.
Dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi, pengusaha tersebut telah meminta pekerjanya untuk mengambil satu hingga empat hari cuti tak dibayar per bulan untuk jangka waktu hingga tiga bulan.
Seperti yang pernah diberitakan CNA sebelumnya, pemerintah telah menerapkan program dengan penggelontoran dana sebesar NT $ 20000000000 (US$ 632.000.000) untuk menawarkan pelatihan kepada karyawan yang terkena dampak tersebut demi meningkatkan keterampilan kerja mereka.
Dalam program ini, para peserta menerima upah dari NT $ 100 per jam untuk membantu memenuhi biaya hidup mereka, hingga maksimal pendapatan yang mereka dapatkan per bulan adalah NT $ 12.000.