Foto diambil dari CNA.
Ayah seorang pekerja Vietnam kaburan yang ditembak polisi hingga meninggal karena mencuri mobil, menanyakan kasus kematian anaknya, dengan mengatakan bahwa penjelasan dari pihak berwenang tidak masuk akal.
Menurut laporan polisi, Nguyen Quoc Phi yang berusia 27 tahun menolak ditangkap dan mencoba mencuri mobil hingga polisi menembaknya. Kejadian tersebut terjadi di Hsinchu pada tanggal 31 Agustus. Baca berita sebelumnya di sini. http://indosuara.com/is-news/berita-taiwan/pekerja-migran-kaburan-asal-vietnam-ditembak-mati-oleh-polisi-taiwan-saat-melarikan-diri/
Dalam surat yang diperoleh dari Asosiasi Pekerja Internasional Taiwan, ayah Nguyen mempertanyakan apakah anaknya akan berusaha mencuri mobil jika dia tidak tahu bagaimana menyetir.
Pemerintah Taiwan menyelidiki kematian Nguyen. Ayah korban juga mengatakan bahwa pekerja migran di Taiwan yang biasanya kabur untuk menghindari biaya agensi yang tinggi.
Nguyen ditembak sembilan kali oleh polisi, setelah mereka pertama kali mencoba menaklukkannya dengan semprotan mata saat mencoba menangkapnya karena tuduhan pencurian dan pengrusakan.
Kasus tersebut telah memicu perdebatan pada banyak kalangan. Di anataranya mengatakan bahwa kasus tersebut murni kebrutalan polisi dan masalah diskriminasi rasial.
Cheng Ming-chung (鄭明忠), seorang Kepala Divisi Badan Kepolisian Nasional Urusan Internasional mengatakan bahwa pihak penyelidik akan terus menangani masalah ini hingga selesai.
Lai Yu-fen (賴 毓 棻), seorang pejabat di Kantor Pekerja Migran Vietnam di Keuskupan Hsinchu Gereja Katolik, mengatakan bahwa karena Undang-Undang Ketenagakerjaan Taiwan tidak mengizinkan pekerja migran untuk pindah majikan secara bebas, maka banyak pekerja yang tidak bisa mengatasi kondisi kerja yang buruk jadi mereka sering memilih untuk melarikan diri sebagai solusinya.
Dalam beberapa kasus, pekerja migran yang mengajukan laporan perselisihan dengan atasan mereka atau meninggalkan tempat kerja mereka untuk mencari bantuan dari pihak luar akan dilaporkan oleh atasan mereka sebagai pekerja kaburan.
Dia mengatakan bahwa sistem pelaporan telah disalahgunakan oleh pengusaha sebagai alat untuk menantang pekerjanya dan untuk mencegah mereka untuk melaporkan permasalahannya tersebut.