Foto diambil dari BNP2TKI.
Kelompok Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Purna Padang baru terbentuk pada 13 Agustus 2016. Meski usia baru beberapa bulan saja, anggota pun baru berjumlah 25 orang, tetapi sudah terlihat bakat serta produk usahanya.
Usaha TKI Purna yang tergabung dalam kelompok usaha Ranah Minang terbentuk setelah mengikuti kegiatan Pemberdayaan TKI Purna yang dilakukan BP3TKI Padang. Meski tidak semua anggota aktif, namun mereka tetap memproduksi kerajinan tangan rajutan. Anggota TKI Purna Ranah Minang sebelumnya mengikuti pelatihan kegiatan pemberdayaan usaha memproduksi berbagai kerajinan tangan hasil rajutan seperti tas, dompet, dompet pesta, hingga alas meja dan gelas.
Kegiatan pemberdayaan TKI Purna yang sudah memasuki angkatan dua ini tetap berusaha mengembangkan produk. Monitoring dilakukan BP3TKI Padang dan Tim Pemberdayaan TKI Purna Padang serta Kepala Biro Perencanaan dan Administrasi Kerja Sama BNP2TKI untuk membantu mencari jalan keluar dari kendala yang dihadapi sekaligus memberikan motivasi dan dorongan bahwa BP3TKI Padang serta BNP2TKI ada mendukung.
Kepala BP3TKI Padang, Drs. Harris Nainggolan MM, dan Tim Pemberdayaan TKI Purna Padang serta Kepala Biro Perencanaan dan Administrasi Kerja Sama BNP2TKI, Ir. Yunafri, MM melakukan monitoring terhadap usaha TKI Purna pada Jumat (11/11/2016). Kegiatan monitoring ini merupakan bentuk dari upaya BP3TKI Padang untuk pemberdayaan TKI Purna secara berkesinambungan.
Kelompok usaha Ranah Minang tak lepas dari kendala. Ketua kelompok usaha Ranah Minang, Sumartini, mengungkapkan bahwa produksi dari produk kerajinan rajut ini masih sangat terbatas karena handmade sehingga produk yang dibuat hanya berdasarkan pesanan. Para pembeli harus memesan terlebih dahulu model dan warna produk yang mereka inginkan.
Sumartini juga mengucapkan terima kasih atas bantuan dari BP3TKI Padang yang mempermudah peminjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BRI. Sehingga permasalahan modal yang mereka hadapi teratasi. (ol)