Di tahun 2018, 60.712 warga Jawa Timur menjadi pekerja migran. Dari jumlah ini, lima daerah, yakni kabupaten Ponorogo, Blitar, Malang, Tulungagung dan Banyuwangi masih mendominasi sebagai daerahi pengirim terbanyak pekerja migran Indonesia (PMI) asal Jawa Timur.
Ponorogo yang menempati peringkat pertama di Jawa Timur “mengirimkan” 8647 warganya sebagai pekerja migran. Disusul Kabupaten Blitar (7701), Malang (6987), Tulungagung (6377) dan Banyuwangi (5409).
Kepala Loka Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (LP3TKI) Surabaya, Ma’rub mengatakan, komposisi lima daerah tersebut tidak pernah berubah dari tahun ke tahun. Yang membedakan hanyalah peringkat diantara kelimanya.
“Posisinya tidak pernah berubah, hanya saja kadang Ponorogo di peringkat pertama, namun bisa jadi daerah lain seperti Banyuwangi atau Malang yang berada di peringkat pertama,” ujar Ma’rub kepada IndosuarA, Rabu (9/1/2019).
Ma’rub menambahkan, dari 60.712 sebagian besar bekerja di sektor informal. Total ada 38.207 pekerja di sektor informal dan 22.505 di sektor formal. “Hongkong, Malaysia, Taiwan dan Arab Saudi juga masih menjadi negara penempatan pekerja migran asal Jawa Timur,” katanya.
Dalam empat tahun terakhir, jumlah pekerja migran Indonesia asal Jawa Timur mengalami fluktuasi naik turun. Di tahun 2015 misalnya. Ada 48.314 warga Jatim yang bekerja di luar negeri. Jumlah ini turun di 2016 (43.150) dan naik lagi di 2017 (64.000) sebelum turun kembali di 2018 (60.712). (yw)