Foto: Charge D’affrais New Zealand Embassy, Roy Fergusson, memberikan sambutan penerimaan Calon PMI Selandia Baru, di Jakarta, Senin (4/3/2019) sumber BNP2TKI
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia memulai pilot projek pengiriman Pekerja Migran Indonesia (PMI) sektor Halal Slaughtermen ke negara Selandia Baru.
Peluang kerja ini merupakan hasil kegiatan Misi Dagang ke Selandian Baru pada bulan maret 2018 yang diikuti oleh Deputi Bidang KLN dan Promosi, BNP2TKI dengan membawa beberapa P3MI untuk bertemu dengan mitranya dalam forum one on one meeting yang difasilitasi oleh Kemdag RI dan KBRI Wellington.
Sekretaris Utama BNP2TKI Tatang Budie Utama Razak menyatakan, ini merupakan pilot projek dan langkah awal BNP2TKI bekerja sama dalam penempatan PMI sektor pemotongan hewan halal.
Dalam tahap pertama ini sebanyak 27 CPMI yang diseleksi untuk memenuhi quota 20 orang dan mendapatkan pelatihanhalal Slaughtermen sebelum diberangkatkan.
Sestama BNP2TKI menyatakan, CPMI yang akan bekerja ke Selandia Baru akan sangat beruntung karena kana mendapatkan gaji dan penghasilan tinggi.
Tatang Budi Utama Razak meminta calon PMI agar mematuhi aturan yang berlaku di Selandia Baru. Sebelumnya bisa pelajari kultur, budaya dan adat istiadat Selandia Baru. Semua merupakan tantangan apalagi para CPMI akan menerima uang besar dan harus tetap berhati-hati jangan konsumtif.
“Persoalan yang ada akan timbul ketika PMI menerima gaji besar. Pengaruh dan perilaku biasanya berbeda. Selain itu para PMI harus waspada dari bahaya Narkotika dan radikalisme. Saya meminta bekerjalah secara profesional dan jaga nama baik bangsa Indonesia,” pungkas Sestema.
Roy Fergusson, Charge D’affrais New Zealand Embassy, menyatakan sangat bahagia bisa berada di BNP2TKI, ini merupakan awal program yang penting antara Indonesia dan Selandia Baru.
“Saya ingin mengucapkan selamat kepada Indonesia yang telah mengembangkan kerjasama penempatan PMI untuk jabatan halal slaughterer. Terima kasih BNP2TKI yang telah menjadi tuan rumah dari program ini. Sebanyak 120 pelamar akan kami review untuk mengisi jabatan halal slaughterer dan saya sampaikan selamat kepada kandidat yang telah berada disini hari ini,” jelasnya.
Roy Fergusson mengatakan setiap tahun, industri daging di Selandia Baru membutuhkan sebanyak 200 orang untuk di seluruh Selandia Baru. Karena banyaknya kebutuhan, mereka membutuhkan halal slaughter dari negara lain.
Roy berharap banyak dari para kandidat yang lulus dan bisa membantu memenuhi target sebagai halal slaughterer. Selandia Baru merupakan negara kedua terbesar yang mengekspor produk-produk daging. Indonesia masuk ke dalam 10 besar tujuan ekspor senilai 31 juta dolar pertahun. (Ol)