Prihatin dengan kondisi para Tenaga Kerja Indonesia di Arab Saudi, Lukmanul Hakim berani menanggung biaya sewa sebuah rumah yang dijadikan shelter untuk TKI bermasalah. Berbagai usulan demi perbaikan TKI di negara dimana Kabah berada itu pun sudah disampaikannya kepada Menteri Tenaga Kerja.
Perjuangan pria kelahiran Tasikmalaya pada 20 Juni 1975 ini tentu saja berdasar. Sebagai seorang TKI sekaligus aktivis buruh migran khususnya di wilayah Mekkah, Lukmanul Hakim yang biasa dipanggil dengan nama Ali Abdurrahman banyak bersinggungan langsung dengan berbagai permasalahan buruh migran. Keprihatinan terhadap nasib sebangsa dan setanah air mendorongnya untuk terus banyak berbuat demi bisa membantu para TKI. Niatnya menjadi relawan TKI pun tidak tergoyahkan. Hal itu dibuktikannya dengan terus berkecimpung di dunia perburuhan meski sudah kembali ke tanah air.
Ali berangkat menjadi TKI mulai tahun 2010-2014 melalui PT Buana Rizkia Duta Selaras, Jakarta. Meski job kerjanya sesuai dengan prosedur, tetapi di lapangan Ali menemukan banyak pelanggaran. Selama bekerja Ali banyak menemukan berbagai permasalahan yang ibarat sudah tidak bisa dipisahkan dengan dunia TKI.
Di Arab Saudi, Ali yang memiliki tiga orang anak ini banyak menemukan TKI bermasalah mulai yang disiksa, diperkosa sampai tidak dibayar gaji termasuk menemukan ribuan TKI ilegal dari berbagai penampungan. Kisah dari penampungan pun bermacam-macam dan tidak kalah memilukan. Mereka ada yang senang ada yang susah bahkan banyak yang menderi termasuk orang sakit sampai meninggal di penampungan.
Semakin banyak TKI illegal, semakin banyak permasalahan muncul, sementara penampungan dan pengurusnya sangat terbatas. Mereka tidak terurus. Karenanya Ali berinisiatif mengontrak sebuah rumah yang dikhususkan untuk menampung sebagian dari mereka teman-teman TKI yang membutuhkan perlindungan tempat tinggal saat minta bantuan masalah pekerjaan.
Ali menilai hal tersebut terjadi akibat kurangnya keberpihakan pemerintah pada TKI. Banyak laporan dan pengaduan yang tidak ditanggapi. Bahkan jika melapor pun malah dibentak, kena hardikan petugas perwakilan pemerintah RI. Akibatnya mereka memilih kabur menjadi ilegal walau pun dengan penuh resiko.
Kepedulian Ali dibuktikan meski sudah tinggal di tanah air namun ia tetap berbuat banyak untuk membantu teman-teman di Arab Saudi. Ali hampir tiap hari bolak balik ke BNP2TKI dan Kemenlu untuk mengetahui perkembangan kasus-kasus TKI yang ditanganinya. Selain itu, Ali juga sering blusukan ke berbagai daerah untuk mensosialisasikan gerakan anggota purna TKI. Yaitu kegiatan pendataan para mantan TKI di kampungnya masing-masing. Sekaligus membentuk structural kepengurusan cabang.
Ali juga menjadi aktivis dan penggiat di organisasi serta group Buruh Migran Indonesia Saudi Arabia (BMI-SA), Buruh Migran Indonesia Saudi Arabia Cabang Mekkah, dan Garda BMI Arab Saudi. Saat ini Ali menjabat sebagai ketua tim advokasi TKI LBH Sarbumusi, namun demikian Ali tidak menutup pintu siapapun dan apapun masalahnya ia siap membantu para buruh migran yang bermasalah.
Bercermin dari pengalaman maupun dari banyaknya laporan bahwa minimnya keberpihakan perwakilan pemerintah kepada BMI mendorong Ali dan kawan-kawan untuk lebih mengutamakan adanya perombakan, pergantian atau reformasi staf perwakilan pemerintah RI. Hingga tercetuslah lima usulan yang sudah diajukan kepada Kemenaker.
Pertama staf diharapkan selalu aktif, cepat respon dan ramah dalam setiap menerima laporan. Kedua perwakilan pemerintah memberikan informasi perkembangan kasus minimal setiap minggu, terutama pada korban/keluarga. Dengan hal tersebut sudah memberikan harapan pada mereka karena setiap laporan selalu tercantum telepon korban maupun keluarganya.
Usulan ketiga seyogyanya setiap kasus ada satu orang yang bertanggung jawab sehingga apabila korban maupun keluarga ingin bertanya tidak mencari siapa yg akan ditanyakan. Usulan keempat memberikan sangsi administratif kepda staf yg terbukti tidak amanah, menyalahi wewenang ataupun terbukti memihak majikan. Usulan terakhir menambah staf local yang mengetahui kondisi lapangan dan ditempati oleh perwakilan dari organisasi buruh.
Sepulangnya dari Arab Saudi, selaku ketua organisasi BMI-SA yang baru belum banyak dikenali keberadaannya. Menjadi keinginan Ali untuk `lebih mengenalkan organisasinya dan mendapat banyak dukungan khususnya mengenai permasalahan TKI di Arab Saudi. Meski berada di tanah air, Ali tetap menjadi relawan dan aktivis buruh migran. Sebagaimana cita-citanya yang ingin tetap berjuang dan memperjuangkan kalau TKI harus mendapat perhatian serius terutama dalam perlindungannya.
Mantan Ketua Cabang BMI-SA Makkah 2014 ini sekarang aktif di Gabungan Aliansi Rakyat Daerah untuk BMI (Garda BMI) yang berkantor di Jl. Raden Saleh, Cikini Jakarta. Garda BMI tidak hanya untuk tenaga kerja yang bekerja di Arab Saudi, tetapi dimana saja bekerja sesuai dengan negara penempatan. Hingga saat ini Garda BMI di seluruh dunia sudah ada perwakilan di tujuh negara.
Jangan ragu untuk ikut berorganisasi, karena selain akan dapat dukungan kita juga minimal bisa mengadvokasi diri sendiri dan dapat pengalaman, ilmu dan yang tidak kalah bermanfaat adalah menjadi bertambah banyak teman.
Meski kesuksesan itu sangatlah relative, tergantung orang menerimanya dan mensyukurinya, namun menurutAli khususnya purna tenaga kerja Indonesia yang sukses itu ialah yang berani ambil keputusan untuk tidak mau kembali lagi ke luar negeri. Punya usaha walau pun kecil-kecilan dan mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarga meski pas-pasan. Karena selama masih kembali bekerja ke luar negeri, sebesar apapun pendapatannya tetap mempunyai status berada di bawah jajahan sang majikan. Tidak dipungkiri Ali jika dirinya masih jauh dari kata sukses karena dirinya masih banyak berencana disela-sela kegiatannya berorganisasi dan berkomunitas.
Pesan Ali untuk teman-teman yang masih berada di negara rantau untuk tetap semangat, tetap fokus dalam bekerja. Jadikan kesempatan yang ada sebagai peluang emas untuk bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Persiapkan penghasilan untuk bekal modal sepulangnya ke tanah air. Sementara untuk kawan-kawan yang sudah di tanah air semoga bisa mengambil peluang usaha. Sekecil apapun jika dikerjakan dengan tekun dan semangat kerja keras pasti akan membuahkan hasil. (ol)