Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berharap agar otoritas Filipina dapat mengizinkan tentara Indonesia untuk masuk wilayahnya dalam upaya pembebasan WNI Foto diambil dari Merdeka.
Kelompok militan Abu Sayyaf kembali menyandera 3 WNI yang berlayar di laut. Penculikan ini adalah penculikan yang keempat kalinya. Seperti yang dirangkum dari Merdeka, TNI Jenderal Gatot Nurmantyo TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sebelumnya mengungkapkan bahwa dirinya geram pada kelompok militan tersebut yang terus-terusan menyandera WNI. Padahal pada saat kapal berlayar, ada keempat warga Malaysia yang ikut berlayar namun dibebaskan, dan 3 WNI berpaspor Indonesia malah disandera.
Hal tersebut kemungkinan dikarenakan sebelumnya pemerintah dan perusahaan menebus ABK-nya yang disandera. Penculikan tersebut terjadi di wilayah Malaysia, kemudian oleh Abu Sayyaf, ketiga sandera tersebut dibawa ke Filipina Selatan. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku ingin menyerang markas kelompok militan tersebut jika otoritas Filipina memberikan izin. Saat ini ada sekitar 10 WNI dalam penyanderaan militan bersenjata di Filipina sejak 22 Juni 2016 lalu. Tujuh WNI di antaranya adalah ABK TB Charles, sedangkan 3 WNI terakhir disandera saat berada masuk di perairan Malaysia.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo pun menyatakan jika Filipina masih terus tidak mengizinkan TNI masuk ke wilayah tersebut, maka moratorium (penghentian) pengiriman batu bara dari Indonesia pun akan dilanjutkan. Seperti yang diketahui, 96% batu bara yang dibutuhkan oleh Filipina adalah impor dari Indonesia.