Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (B3TKI) Padang. Foto diambil dari BNP2TKI.
Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (B3TKI) Padang memberikan sosialisasi peluang kerja luar negeri dan migrasi aman di Hotel Mangkuto, Payakumbuh Sabtu (01/04/2017). Kepala BP3TKI mengajak seluruh peserta sosialisasi merubah pandangan mengenai bekerja ke luar negeri menjadi keinginan dan menggapnya sebagai impian.
Dengan bekerja ke luar negeri tidak hanya akan mendapatkan penghasilan dan gaji yang lebih besar dari dalam negeri. Tetapi di luar negeri, ada teknologi dan pengetahuan yang lebih canggih dari pada di dalam negeri, sehingga kita bisa belajar dan menambah pengalaman. Maka, dari itu bekerja ke luar negeri harusnya menjadi impian anak bangsa untuk memajukan negara. Demikian yang diungkapkan Kepala BP3TKI Padang, Harris Nainggolan kepada ratusan peserta sosialisasi peluang kerja luar negeri dan migrasi aman di Kota Payakumbuh.
Dalam penempatan TKI ke luar negeri, terdapat beberapa negara tujuan yang menjadi impian pencari kerja. Salah satunya adalah negara Jepang dan Korea yang penempatannya melalui program G to G (Government to Government). Kerjasama BNP2TKI dengan pemerintah Jepang untuk tenaga kesehatan telah mendorong para perawat untuk dapat memiliki kompetensi yang diakui oleh dunia internasional. Begitu pula kerjasama dengan Korea yang meminta tenaga bagian manufaktur, kontruksi dan sektor lainnya dari Indonesia.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Anggota DPR RI asal Sumatera Barat, John Kenedy Azis. John mengatakan pemuda Sumbar jangan seperti katak dalam tempurung. Terlebih adat dan budaya di Sumbar sudah menyingung banyak soal merantau. Jangan takut untuk bekerja ke luar negeri, apalagi untuk menambah ilmu dan pengetahuan. Jadikanlah, bekerja di luar negeri itu impian seperti halnya sekolah ke luar negeri, kata John masih pada acara sosialisasi yang diadakan di Hotel Mangkuto.
Kepala BP3TKI Padang, Harris menambahkan, bahwa bekerja ke luar negeri bukan semata-mata solusi untuk perluasan lapangan kerja. Di era globalisasi ini, pertukaran antar negara sering terjadi, termasuk di dalamnya tenaga kerja. Kompetisi untuk memperebutkan lapangan kerja akan semakin kompetitif, sehingga diperlukan peningkatan kompetensi. Kompetensi bukan hanya di bidang kemampuan atau skill saja, namun juga bahasa internasional dan bahasa negara penempatan. (ol)