Foto: Kantin TKA China dan TKI yang dipisahkan Foto: Danang Sugianto sumber detiknews.com
PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) memisahkan kantin dan dapur yang diperuntukkan bagi tenaga kerja asing (TKA) China dan tenaga kerja lokal. Kenapa? Benarkah ada perlakuan yang berbeda?
CEO IMIP, Alexander Barus menegaskan, bahwa pihaknya tidak memberikan perlakuan yang berbeda antara TKA maupun tenaga kerja lokal. Pihaknya menganggarkan biaya makanan Rp 18 ribu untuk 1 orang dalam 1 porsi.
“Semua sama anggarannya, tidak ada yang berbeda. Hanya saja karena makanan mereka berbeda, mereka makan non halal makanya dipisahkan,” jelas Alexander Barus di Morowali, Sulawesi Tengah, Selasa (7/8/2018).
Kondisi kantin TKA cukup rapi, terdapat bangku dan meja solid. Ada juga loket-loket untuk mengambil makanan. Di loket itu juga tertera menu makanan.
Di bagian dapur ada sekitar 120 orang karyawan yang menyiapkan makanan. Seluruhnya merupakan tenaga kerja lokal, hanya ada 5 TKA asing yang bekerja sebagai koki.
“Kami bisa memasak sesuai dengan seleranya TKA China,” kata Ketua koki kantin TKA, Chai Ming.
Untuk bahan makannya sendiri, Chai Ming mengaku seluruhnya berasal dari wilayah sekitar seperti Kendari, Morowali dan wilayah sekitar lainnya. Ada beberapa bahan pelengkap yang sepertinya bukan berasal dari Indonesia. Sebab tidak ada keterangan di produk dalam bahasa Indonesia.
Perusahaan berusaha memberikan makanan yang sesuai selera pekerja agar mereka betah.
Sementara untuk kantin tenaga kerja lokal terpantau ada beberapa pekerja yang sedang makan. Kondisi dan fasilitasnya sama dengan kantin TKA, seperti kursi dan mejanya.
Namun yang berbeda tidak ada loket khusus untuk mengambil makanan. Kantin juga terlihat masih lowong, meski kapasitasnya sekitar 3.000 sampai 5.000 orang.
Namun di sisi samping kantin yang terhubung langsung dengan dapur ternyata terlihat antrian para pekerja. Mereka ternyata mengantre untuk ambil makanan dalam jumlah banyak yang kemudian dikirim ke pekerja-pekerja yang tidak bisa meninggalkan pekerjaannya.
Terlihat pekerja kantin yang tengah memasukkan makanan ke dalam tempat makan. Kebetulan menu hari ini terdiri dari ikan, sayur dan buah.
“Banyak pekerja yang harus makan di tempatnya karena tidak bisa meninggalkan pekerjaannya jadi kita delivery,” kata ketua koki kantin pekerja lokal Ii Masuri. (Ol)