Foto: Anton PMI asal Sragen meninggal dunia di Korea. Foto/Wardoyo sumber joglosemarnews.com
Diiringi mati lampu, jenazah Anton (31) PMI Kalijambe Sragen yang meninggal di Korea dimakamkan hari minggu malam (19/9). Orang tua sempat buka wajah almarhum untuk terakhir kali.
Jenazah Anton tiba di kampung halaman minggu petang pukul 18.30 WIB. Tak lama sesudahnya, jenazah PMI asal Dukuh Kragilan Kalimacan itu dimakamkan seusai adzan Isya.
Namun proses pemakaman berlangsung dramatis karena bersamaan dengan mati lampu di lokasi tersebut.
Kades Kalimacan, Hariyanto menyampaikan jenazah tiba di rumah duka pukul 18.30 WIB. Setiba di rumah duka, jenazah sempat ditayamumkan sebelum kemudian disalatkan.
Setelah itu, orang tua diberikan kesempatan membuka peti jenazah dan melihat untuk kali terakhir. Selepas isya, jenazah baru diberangkatkan ke pemakaman untuk dikuburkan.
“Tadi sempat mau dimandikan, tapi oleh dokter tidak boleh kena air. Sehingga hanya ditayamumkan. Lalu disalatkan. Pas adan isya selesai, langsung diberangkatkan ke makam. Ndelalah pas tadi mau dikafani pas mati lampu. Jadi dari pemberangkatan sampai dimakamkan kondisinya agak gelap. Baru selesai pemakaman, lampu menyala,” ujar Kepala Desa Kalimacan, Hariyanto.
Menurut kesaksian orang tuanya, kondisi jenazah almarhum masih utuh. Dari informasi yang diterima, almarhum meninggal akibat sakit lambung.
Almarhum Anton sekitar 4 tahun bekerja sebagai PMI di Incheon, Korea Selatan. Kondisi orang tuanya yang bekerja sebagai petani menjadi pendorong kuat untuk merantau sebagai pekerja migran demi mengubah ekonomi keluarga.
Almarhum merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Saman dan Sriyati. Kematian Anton menjadi kasus pertama PMI asal Kalimacan yang meninggal di tempat bekerja.
“Disini yang jadi PMI tidak banyak. Cuma sekitar 5 orang. Kalau kejadian meninggal ya baru almarhum ini yang pertama,” imbuh Kades.
Kasi Informasi Pasar Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam dan Luar Negeri Disnakertrans Sragen, Ernawan menyampaikan untuk kepastian kronologi meninggalnya almarhum hingga kini masih menunggu keterangan lebih lanjut dari kedutaan.
Namun, dari informasi yang ia terima almarhum memiliki riwayat sakit lambung dan maag kronis. Soal perusahaan tempat almarhum bekerja dan riwayatnya menjadi TKI, Ernawan juga masih menunggu informasi lebih lanjut dari kedutaan.
Termasuk, keberangkatannya melalui PJTKI atau tidak dan sudah berapa tahun bekerja di Korea, itu juga masih menunggu lebih lanjut. Begitu pula soal gaji dan hak-hak almarhum, juga masih akan dikoordinasikan.
“Kami dikirim dokumen tapi semua bahasa Korea. Kami juga belum paham, nanti kami menunggu informasi dari kedutaan,” jelasnya.
Kasus kematian TKI itu sudah dilaporkan ke Bupati. Seperti kasus-kasus sebelumnya, diupayakan santunan tali asih dari Pemkab setelah nota dinas disetujui oleh bupati.
Anton meninggal pada Selasa (14/9/2021). Kabar meninggalnya Anton diketahui dari pesan di WA Grup yang diterima adiknya. Dalam WA grup itu, Anton dikabarkan meninggal dunia di rumah sakit di negeri ginseng. Kabar itu langsung ditindaklanjuti adiknya yang menghubungi teman korban di Korsel untuk memastikan. (0l)