Hari Minggu 14 Agustus 2016 lalu, media sosial Facebook dihebohkan dengan berita salah satu BMI Taiwan yang baru bekerja empat hari bernama Irawan Subagyo (26) yang berasal dari Dusun Persen Desa Kedungasri Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi Propinsi Jawa Timur, dikabarkan terjatuh dari tangga saat berangkat bekerja di salah satu Home Industri di wilayah Changhua County. Benturan di kepalanya saat terjatuh hingga mengakibatkan ingatannya terganggu.
Irawan lupa siapa dirinya dan ada di mana, hingga kemudian dilarikan ke rumah sakit. Salah satu rekan yang membantunya yang mendampinginya di rumah sakit tempat irawan dirawat mengatakan bahwa agensi hanya memberikan obat penenang tanpa ditangani dokter. Hal tersebut dikarenakan asuransi kesehatannya belum jadi dan pastinya akan terkena biaya mahal.
”Pada hari Minggu 14 Agustus pukul 09.00 Wib, agensi memberitahukan bahwa anak saya jatuh dari tangga dan lupa ingatan akut. Kesokan harinya pada hari pukul 10.00 Wib sponsor bernama Hariyanto datang ke rumah menyodorkan surat pernyataan untuk pemulangan Irawan, karena dikatakan bahwa Irawan sulit disembuhkan dan nanti takutnya bisa keluar kemana-mana dan hilang. Sebagai orang tua yang belum tahu kondisi Taiwan saya langsung was-was dan menandatangani surat pernyataan tersebut,” Jelas Sriweni (49) ibu kandung Irawan Subagyo kepada IndoSuara.
Pada Rabu siang 17 Agustus 2016 perwakilan komunitas Laroz Generation Taiwan mendatangi kantor agensi Golden Ever Company di Lunping S Rd Changhua City untuk menanyakan langsung kenapa Irawan dipulangkan dan tidak diberikan kesempatan untuk pengobatan di Taiwan dan ingin bertemu langsung untuk melihat kondisi Irawan. Namun pihak agensi melarangnya bahkan mengancam akan melaporkan polisi. Pihak agensi mengatakan bahwa Irawan akan dipulangkan sesuai prosedur.
Setelah mencari informasi, akhirnya pada malam harinya diketahui Irawan berada di daerah Taichung City dan bisa dijumpai.
”Kondisi masih labil ingatannya dan kami sangat prihatin sekali melihat kondisinya. Kami sudah berjuang dan berusaha tapi hasilnya harus demikian,” ungkap Rozi salah satu pengurus Laroz Generation.
Kamis pagi (18/8) dengan menumpang pesawat Chatay Pacific Irawan dipulangkan menuju juanda dengan transit Hongkong dan tiba pada pukul 18.00 Wib dengan dijemput pihak PPTKIS Flamboyan Malang dan kemudian diantar oleh sponsornya Hariyanto menuju rumah orang tuanya di Banyuwangi dan tiba pada pukul 08.00 Wib.
Kedatangan Irawan disambut haru oleh kedua orang tuannya dan Lia Istri tercintanya. Mereka menahan tangis karena tak ingin Irawan semakin bersedih.
”Nanti saat Irawan datang jangan sampai ada yang menangis, nanti akan menambah syok dan sedih,” Pesan ibunya kepada keluarga besarnya sebelum Irawan sampai rumah. Saat masuk rumah dengan dipapah istrinya, Irawan menuju pembaringan di ruang tamu.
”Aku mau tidur dulu, capek dan pusing,” kata Irawan. Bahkan saat dikenalkan istrinya, Irawan belum ingat bahwa perempuan cantik di sampingnya adalah istrinya, hingga membuat keluarga besarnya semakin bersedih dan menahan tangis.
”KAMI siap mendampingi Irawan untuk mendapatkan hak-haknya, baik asuransi dan pengembalian biaya proses yang telah dikeluarkan sebesar Rp 38 juta. Tadi kami sudah sampaikan ke sponsornya untuk disampaikan ke PT-nya. Kepada pihak keluarganya kami sarankan untuk segera dibawa ke rumah Sakit untuk pemeriksaan. Tadi saat kami minta dokumen dan rekam medical Irawan, katanya masih dibawa pihak PT,” ujar Krishna Adi Ketua KAMI (Keluarga Migran Indonesia) Kabupaten Banyuwangi saat hadir di rumah orang tua Irawan. (ka)