Foto ilustrasi diambil dari creditcard.com
Sebuah pertanyaan diajukan oleh seorang bapak yang bekerja di luar negeri kepada Matius Jusuf saat mengasuh segmen Property di radio Elshinta. Ia mengeluhkan selama ini pengajuan KPR-nya selalu ditolak oleh bank dikarenakan ia bekerja di luar negeri. Meskipun gajinya jika di kurs-kan sebanyak Rp 15,000,000 akan tetapi ia selalu gagal mengajukan kredit KPR pembelian rumah.
Joy D. Lango Chief Marketing Consultant dan Agency Director Commonwealth Life mengatakan bahwa penolakan tersebut dikarenakan biasanya perbankan mempunyai kriteria khusus dalam pengajuan KPR. Salah satunya adalah latar belakang profesi. Ada beberapa profesi yang mungkin sulit untuk mendapat pengajuan kredit. Sebagai contoh, profesi pelaut. Hal tersebut dikarenakan profesinya yang tak menetap pasti dan bisa berbulan-bulan bahkan tahunan berada di laut.
Nah, mengenai kasus di atas, dikarenakan yang bersangkutan bekerja di luar negeri. Beberapa bank tidak mempunyai akses persetujuan KPR untuk orang yang bekerja di luar negeri. Namun ada juga bank yang memberi persetujuan KPR untuk orang yang bekerja di luar negeri, tergantung banknya mempunyai cabang di luar negeri atau tidak.
Sedangkan Matius Jusuf, pakar Properti pun memberikan solusi lain dalam menghadapi permasalahan ini. Ia menyarankan untuk membeli rumah tidak harus melalui KPR. Ada banyak developer atau pengembang yang menawarkan cicilan 60 kali (60 bulan) tanpa bunga. Jadi, menyicilnya langsung ke developer tanpa melalui bank.
Saran lain adalah jika mempunyai pasangan (suami atau istri) yang mempunyai penghasilan Rp 5 juta per bulan, sebaiknya mengambil KPR atas nama istri. Jika penghasilan Rp 5 juta per bulan alangkah bijaknya jika mengambil rumah seharga Rp 150 – 200 juta. Saat ini ada bank yang mensyaratkan membayar DP atau uang muka hanya 10% saja. Jadi kalau harga rumahnya Rp 200 juta DP hanya Rp 20 juta saja yang menjadi uang tunai untuk pembelian rumah, sedangkan sisanya akan dicicil sesuai kesepakatan dengan pengambilan KPR.
RANGKUMAN KIAT-KIAT PENGAMBILAN KPR
Beberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum mengambil KPR
- Cermati terlebih dahulu sistem bunga KPR
- Cermati jangka waktunya
- Carilah bank-bank yang mempunyai produk kreatif
Berapa lama jangka waktu ideal pengambilan KPR?
Tergantung dari visi misi masing-masing keluarga. Ada orang yang tidak ingin menyicil terlalu lama, maksimal 5 tahun. Namun umumnya untuk konsumen kelas menengah ke bawah, mereka mengambil KPR jangka panjang yaitu 10-15 tahun.
Berapa maksimal cicilan?
Bank sendiri dalam memberikan KPR selalu berpatokan bahwa cicilan itu harus 1/3 dari gaji debitur (yang akan mengambil kredit). Misalnya gaji kita Rp 1,5 juta, maka maksimal KPR yang diberikan adalah Rp 500 ribu Namun dikarenakan inflasi tinggi, sekarang perbankan menetapkan cicilan KPR bisa mencapai 1/4 dari gaji debitur.
Apa yang dimaksud BI Checking?
Sebelum kredit diproses lebih jauh, Bank Indonesia mengecek terlebih dahulu apakah si pengaju kredit mempunyai kredit macet atau tidak. Kalau konsumen mempunyai riwayat kredit macet seperti kartu kredit, maka dia akan di black-list dan tidak boleh mengambil KPR.