Foto Changhua Hospital diambil dari Google Maps.
Seperti yang dilaporkan oleh media lokal Liberty Times dan Asia Times, beberapa waktu yang lalu telah diberitakan adanya seorang Care taker asal Indonesia berusia 32 tahun di Changhua mengalami kelumpuhan dan diberi perawatan medis. Ia pun didaftarkan tanpa diminta untuk membayar biaya pengobatan yang tinggi.
Media lokal Liberty Times sempat melaporkan bahwa pekerja migran asal Indonesia tersebut mulai menderita sakit punggung saat dia mulai bekerja di Taiwan. Rasa sakitnya pun setiap hari menjadi sangat parah, hingga membuatnya tidak bisa bangun dari tempat tidurnya dan majikannya membawanya ke Rumah Sakit Changhua.
Pemeriksaan menunjukkan bahwa dia menderita serviks tulang belakang dan harus dioperasi dalam waktu 24 jam, jika tidak, ia akan mengalami kelumpuhan.
Pekerja tersebut mengatakan kepada dokter bahwa dia adalah ibu dari dua anak dan ingin bisa membesarkan anak-anaknya sendiri. Namun, menurutnya dia tidak mampu membayar biaya pengobatan jika dia dioperasi di Taiwan.
Setelah mengetahui cerita pelayan tersebut, Kepala Departemen Neurologi rumah sakit, Chao Shao-ching, segera mengoperasinya. Tim dokter mengatakan bahwa membantunya segera adalah hal yang penting terlebih dahulu dan biaya medisnya dapat dibayarkan nanti atau dihapuskan sebagai hutang yang tak terbayarkan.
Operasi tersebut pun berhasil. Namun pada saat pekerja tersebut sembuh, tagihan medisnya mencapai NT $ 270.000 (hampir US $ 9.000).
Dengan bantuan teman-temannya, dia mengumpulkan NT $ 50.000 dan menerima bantuan NT $ 10.000 lainnya dari Buddhist Compassion Relief Tzu Chi Foundation.
Seorang pekerja sosial di Rumah Sakit Changhua juga memberikan beberapa dana amal, yang pada akhirnya membantu menutupi semua biaya pengobatan, ditambah tiket pesawat ke Indonesia agar dia bisa bersatu kembali dengan keluarganya.
Wanita tersebut mengatakan bahwa dia berterima kasih atas bantuan yang diberikan masyarakat Taiwan kepadanya.