Foto salah satu korban pengeroyokan dari komunitas Pantura.
Sekretaris Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT) menghubungi Indosuara dan mengklarifikasi bahwa mereka keberatan jika komunitasnya disebutkan telah mengeroyok komunitas pantura. Seperti yang diberitakan oleh Indosuara sebelumnya bahwa Minggu kemarin (12/6) Indosuara mendapat laporan jika ada pengeroyokan di area dekat Pyramid Taichung. Baca berita sebelumnya di sini
Sekretaris PSHT meminta komunitas Pantura untuk memberikan bukti video dan foto-foto lengkap kepada pihaknya jika memang yang mengeroyok adalah Teratai. Indosuara sebelumnya telah menghubungi Kalim, Ketua Pantura dan menanyakan kebenaran tersebut. Kalim pun berujar bahwa anak buahnya 6 orang tiba-tiba dikeroyok oleh komunitas Pantura sebanyak 18 orang yang sudah senior.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Devriel Sogia, Kepala Bidang Ketenagakerjaan KDEI yang menghubungi Indosuara sore tadi. Devriel yang saat ini berada di Jakarta menyatakan bahwa seharusnya salah satu pihak yang bertikai mempunyai bukti seperti rekaman atau foto.
“Pernah kita juga menangani kasus serupa di Tainan. Padahal saat itu juga ada bukti rekaman video, tetapi kita masih saja kesulitan mencari para pelaku. Apalagi ini yang tidak ada bukti dan foto. Kita tidak boleh saling menuduh. Takutnya setiap pihak mempunyai pembelaan masing-masing kepada komunitasnya. Akankah lebih baik jika disertai foto atau rekaman video,” ungkap Devriel.
Devriel pun menyatakan pihaknya bersedia jika diminta sebagai jembatan untuk meluruskan pertikaian tersebut, agar tidak berbuntut panjang, asalkan menyiapkan bukti-bukti yang konkrit. Ia pun juga menambahkan jika akan memberikan sanksi pemulangan jika benar-benar terbukti ada perkelahian antar komunitas.