Foto diambil dari CNA.
Dua puluh kasus baru coronavirus (COVID-19) dikonfirmasi di Taiwan Selasa kemarin, sehingga total menjadi 215, ujar laporan dari Pusat Komando Epidemi (CECC).
Semua pasien adalah kasus impor, dengan usia berkisar antara 5 tahun hingga 60-an tahun, kata Menteri Kesehatan Chen Shih-chung (陳 時 中), yang juga mengepalai CECC.
Di antara 20 pasien, tujuh adalah laki-laki dan 13 perempuan. Mereka semua memasuki Taiwan dari luar negeri antara tanggal 13 Maret hingga 22 Maret dan mulai menunjukkan gejala antara 9 Maret hingga 23 Maret.
Berbagai negara yang mereka kunjungi termasuk Inggris, Irlandia, Italia, Turki, Indonesia, Spanyol, Prancis, Amerika Serikat, Thailand, Jerman, Bulgaria, dan Belgia.
Delapan dari 20 kasus dihentikan di bandara karena menunjukkan gejala, sembilan ditempatkan di bawah karantina, dua mengunjungi dokter dengan gejala, sementara satu saat isolasi rumah.
Menurut data CECC, pasangan Taiwan yang diidentifikasi sebagai kasus No. 197 dan No. 202 melakukan perjalanan ke AS dari tanggal 8-18 Maret untuk mengunjungi keluarga. Mereka mulai menunjukkan gejala sehari setelah kembali ke Taiwan, dan dikonfirmasi dengan COVID-19 pada hari Selasa.
Juga di antara kasus yang baru dikonfirmasi adalah kasus ke 15 dan terbaru dari infeksi yang melibatkan kelompok wisata Taiwan yang telah melakukan perjalanan ke Turki.
Kasus No. 213, seorang pria Taiwan yang belajar di Italia, naik pesawat yang sama dengan kelompok wisata ketika kembali ke Taiwan 13 Maret, mulai menunjukkan gejala dua hari kemudian, dan dikonfirmasi dengan COVID-19 pada hari Selasa, kata CECC.
Sisanya 17 adalah semua kasus individu, termasuk seorang anak berusia 5 tahun yang tertular penyakit ketika menemani ibunya dalam perjalanan ke Turki, kata CECC.
Dari 27 orang dalam perjalanan yang sama, hanya anak itu yang dikonfirmasi dengan COVID-19, sementara sisanya dinyatakan negatif atau tidak menunjukkan gejala, kata CECC.
Kasus-kasus baru juga mencakup dua warga negara asing, seorang pria AS berusia 50-an dan seorang pria pekerja migran Indonesia berusia 40-an.
Warga AS melakukan perjalanan ke Jerman dan Bulgaria pada 7 Maret, kemudian menuju ke Thailand pada 11 Maret dan tiba di Taiwan untuk penerbangan transit pada 20 Maret, kata CECC. Pria itu, sudah merasa tidak enak dalam penerbangannya ke Taiwan, dan dianggap tak berdaya untuk melanjutkan perjalanannya pada saat kedatangan. Dia dikirim ke ruang isolasi tekanan negatif untuk pengujian hari itu dan dikonfirmasi dengan COVID-19 pada hari Selasa, kata CECC.
Pekerja migran Indonesia dihentikan di bandara pada saat kedatangan pada 22 Maret karena demam, dan dipastikan menderita penyakit itu pada hari Selasa juga, kata CECC.
Sampai hari Selasa, 178 dari 215 kasus Taiwan telah diklasifikasikan sebagai kasus impor, sementara 37 sisanya diyakini telah tertular penyakit tersebut secara lokal, kata CECC.
Dua puluh sembilan kasus telah dilepaskan dari karantina, sementara dua pasien telah meninggal. Yang lain masih di ruang tekanan negatif di rumah sakit tetapi semuanya dalam kondisi yang relatif stabil, menurut CECC.