Emilia (37) TKI asal Palembang yang sudah bekerja di Taiwan selama 4 tahun ini dilarikan ke rumah sakit akibat serangan heat-stroke atau suhu tubuh panas mencapai 40 derajat. Biasanya gejala tersebut tidak diketahui pada umumnya. Yang dirasakan bukanlah panas seperti demam melainkan gejala-gejala lain akibat suhu tubuh terlalu panas, tak normal.
Saat diwawancarai Indosuara, Emil menuturkan kisahnya sebulan yang lalu agar rekan-rekan lainnya bisa menghindari sakit. Awalnya, pada awal bulan April saat liburan sembayangan, TKI yang bekerja di Pingtung dan akrab dipanggil Emil ini mengantarkan majikan untuk ziarah kubur. Kondisinya pada saat itu Emil berangkat saat subuh setelah menunaikan salat. Dan seharian penuh ia bekerja menemani majikannya. Keesokan harinya, Emil negajak pasien jalan-jalan keluar rumah seperti biasanya, yaitu pukul 09.30 hingga 10.30. Di luar cuaca sangat terik.
Saat dalam perjalanan pulang, Emil merasa pandangannya kabur, gelap dan terasa lemah. Namun ia pun harus tetap bekerja mendorong ama-nya. Saat tiba di rumah, Emil merasakan susah untuk bernafas, dan muntah-muntah. Bahkan seisi perutnya pun terkuras keluar dimuntahkan. Beberapa menit kemudian pandangannya berkunang-kunang dan terasa lemah. Sang majikan pun bergegas membawanya ke pusat kesehatan terdekat pada pukul 12 siang. Sayangnya, dokter yang menjaga di sana tidak bisa mengatasinya, dan merujuk Emil untuk dibawa ke rumah sakit besar karena membutuhkan penanganan lebih serius. Ia pun akhirnya dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans.
Saat di rumah sakit, wajah Emil pucat pasi dan bibirnya membiru. Ia pun akhirnya harus diinfus dan diistirahatkan di rumah sakit. Empat jam setelah penanganan, Emil akhirnya sadar. Dokter yang menanganinya mengatakan bahwa Emil tidak mempunyai sakit apapun. Emil hanya terkena penyakit tren saat musim panas yang dinamakan heat-stroke中暑(Zhòngshǔ). Dokter pun menyarankan agar Emil minum air putih paling sedikit sebanyak 2 liter per hari, dan tidak boleh keluar rumah selama jam-jam tertentu saat terik.
Baru-baru ini Dinas Kesehatan Taiwan pun mengeluarkan peringatan bahwa cuaca panas di Taiwan berada pada tingkat waspada lampu kuning. Baca beritanya di sini http://indosuara.com/is-news/berita-taiwan/departemen-kesehatan-taiwan-keluarkan-peringatan-lampu-kuning-tentang-bahaya-cuaca-panas-di-taiwan/
Akibat cuaca panas yang ekstrim tersebut, maka Departemen Kesehatan Taiwan menghimbau masyarakat untuk melakukan hal-hal berikut ini :
- Minum air putih paling sedikit 2 liter sehari
- Menghindari jam-jam terik matahari antara pukul 09.00 – 15.00
- Memakai lotion anti UV agar kulit tidak terbakar
- Jika berada di luar ruangan, sebaiknya membawa payung UV, dan usahakan tidak berada di bawah sinar matahari lebih dari 10 menit. Jika harus keluar rumah, usahakan berjalan di tempat yang teduh.
- Makan makanan yang bergizi seimbang agar imun (kekebalan tubuh) tetap terjaga.